Kamis, 20 Maret 2014

SMKN 1 Bawen Kembangkan Wisata Edukasi Pertanian

Lahan pertanian kedelai
Lahan pertanian kedelai
 
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—SMKN 1 Bawen mengembangkan konsep wisata edukasi pertanian dan keluarga di lingkungan Dusun Kalipucung, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Bersama- sama elemen masyarakat desa –seperti kelompok tani, karang taruna serta kelompok kesenian tradisional setempat-- sekolah ini merintis pemberdayaan potensi desa untuk membidik kunjungan siswa sekolah dan keluarga.
 “Sasarannya pengembangan desa wisata edukasi pertanian ini adalah siswa sekolah dan keluarga,” jelas Humas SMKN 1 Bawen, R Widodo Pramukanto SPd di Ungaran, Rabu (19/3).

Di dusun ini, para siswa dapat belajar mengenal berragam khasanah tanaman obat, menanam berbagai jenis komoditas pertanian maupun perkebunan serta memanen hasil pertanian. Tak hanya itu, para siswa juga dapat terlibat langsung dalam menanam aneka tanaman sayuran, Bahkan siswa-siswa juga diajarkan membuat nasi jagung, gula aren serta membuat tempe.

Termasuk mempelajari dan berlatih kesenian tradisional desa setampat, seperti kuda lumping. “Hal ini akan menjadi pengalaman sekaligus edukasi yang menarik bagi pengunjung,” tambahnya. Ia juga menyampaikan, pada tahun 1990, Dusun Kalipucung Desa Genting pernah memperoleh penghargaan Nasional  dari Presiden sebagai penghasil kopi rakyat terbaik.

Setelah sekian lama tidak ada aktivitas, SMKN 1 Bawen berinisiatif untuk mengembalikan kejayaan melalui desa wisata edukasi pertanian dan keluarga, dengan memberdayakan potensi yang dimiliki. Ide ini selanjutnya mendapatkan sambutan dari warga Dusun Kalipucung. Bahkan mereka juga berkomitmen untuk memanfaatkan pemberdayaan ini sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan tradisinya.

Hasilnya, tiap pekan Dusun Kalipucung menjadi salah satu dusun yang ramai untuk tujuan wisata keluarga dan anak- anak sekolah di sekitar Kabupaten Semarang.

Saat ini, juga tengah dikembangkan konsep desa wisata yang bagus dengan paket wisata pendidikan, home stay dan live in. “Sehingga nilai tambah yang akan didapat warga setempat akan semakin besar,” tambah Widodo.

Salah seorang pengunjung, Soenarto (45), Guru SD Hj Isriati 2 Semarang mengaku kagum dengan konsep pemberdayaan ini. Menurutnya, wisatawan dari kota dapat mengenal sesuatu yang khas di desa seperti bertani, memasak makanan tradisional hingga belajar menari Kuda Lumping.

“Ini dapat menjadi aset wisata alternatif yang sarat dengan nilai edukasi, pengetahuan tentang pertnian hingga tentang kesenian daerah,” katanya.
 
(http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/03/19/n2oxcr-smkn-1-bawen-kembangkan-wisata-edukasi-pertanian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar