Sabtu, 11 Januari 2014

Mengkonsumsi Halal Membawa Berkah

 
Anak-anak tumbuh sehat dengan akhlakul-karimah, yang baik dan terpuji, sebagai penyejuk mata. Hal ini didasarkan pada firman Allah yang artinya: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. 25:74).  

Itu sebabnya mengapa ayat yang memerintahkan kita untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thayib, disambung dengan larangan mengikuti langkah-langkah syetan: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. 2:168-169).
Bermula dari makanan yang tidak halal, hal itu dapat menumbuhkan banyak keburukan, di antaranya gemar mengerjakan maksiat dan perbuatan dosa serta berat melaksanakan ibadah. Nah ini bisa dikatakan hidupnya tidak berkah. Karena meskipun rizki dan hartanya banyak, badannya sehat, namun tidak membawa kebaikan apapun. Badan sehat, namun berat untuk ibadah, malas untuk sholat, enggan tilawah, membaca Al-Quran, dan berbagai amal sholeh lainnya.
Sebaliknya, dalam hal yang dilarang agama dan perbuatan maksiat, justru sangat mudah dilakukan. Sehingga berakibat dosa dan siksa neraka. Hal ini sesuai dengan isyarat dari Hadits Nabi saw yang mengemukakan, “Siapapun yang tubuhnya tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih layak membakarnya.”  (H.R. Ath-Thabrani).(Usm).