Sabtu, 24 Mei 2014

Pertinggilah Filsafat Hidupmu*


Pertinggilah Filsafat HidupmuDisiplin itu apa? Disiplin itu adalah tepat waktu, tepat tempat, dan tepat aturan. Disiplin itu adalah peraturan yang harus ditaati. Berdisiplin berarti menaati peraturan.
Dunia ini luas, namun jumlah manusianya pun semakin banyak. Akan tetapi, dunia ini tidak akan bertambah luas dengan bertambahnya jumlah manusia. Dunia yang luas ini tidak akan menjadi sempit jika manusianya berakhlak yang baik. Yang membuat sempit dunia ini adalah bobroknya akhlak orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Ibarat sebuah kamar yang kamu tinggali bersama orang-orang yang baik, berakhlak mulia dan berdisiplin, taat aturan, maka kamar yang kamu diami akan tetap terasa lapang, walaupun hanya berukuran 6×6 meter persegi dan dihuni oleh 20 orang. Sebaliknya, kamar seluas itu dengan hanya dihuni 5 orang pasti akan terasa begitu sempit jika orang-orang di dalamnya tidak berakhlak dan tidak taat aturan. Masing-masing penghuninya pasti akan terganggu dengan tingkah laku seenaknya yang mengganggu ketenangan dan kenyamanan. Akhirnya, tiap-tiap orang saling mengganggu dan terganggu hingga menyebabkan siapapun juga tidak betah tinggal di dalamnya.
Hargailah dirimu dan belajarlah menghargai orang lain karena orang yang berharga itu adalah orang yang bisa menghargai dirinya sendiri dan juga bisa menghargai orang lain.
Jadilah orang yang terhormat dan berharga. Orang yang terhormat adalah orang yang menghormati orang lain sebagaimana orang berharga yang juga menghargai orang lain.
Bertanyalah selalu kepada dirimu: Ke Gontor, apa yang kau cari?
Jangan pernah mencari enaknya, tapi carilah baiknya dan benarnya. Maka, pertinggilah filsafat hidupmu, idealisme dan cita-citamu. Sehingga, hidup kamu benar-benar bermanfaat, karena hidup itu untuk memberi manfaat bukan untuk memanfaatkan apalagi dimanfaaatkan.
Hidup itu untuk give, give, and give bukan to give and take atau to take and give. Memberi itu lebih baik dan lebih mulia daripada meminta atau menerima. Jangan pernah kamu memberi dengan tujuan menerima balasan yang lebih baik dari orang lain, atau hanya mau memberi jika telah menerima sesuatu dari orang lain. Kita hidup bukan untuk meminta dan juga bukan untuk bertransaksi. Transaksi kita hanyalah kepada Allah.
Jangan bersikap egois, berbuat hanya untuk kepentingan dirinya sendiri saja, hanya untuk kepentingan perutnya, anak dan keluarganya saja, atau hanya untuk golongannya.
Jika kamu berbuat untuk orang banyak, maka kamu termasuk orang banyak yang juga akan merasakan hasil usahamu untuk orang lain. Tapi, jika kamu hanya berbuat untuk dirimu sendiri, maka orang banyak tidak akan pernah merasakan manfaatmu.
Berdoalah untuk dirimu sendiri dan berdoalah untuk orang lain. Jangan lupa pula untuk meminta doa. Berdoa, mendoakan, dan minta doa.
Kita sekarang berada di zaman informasi, zamannya reformasi informasi. Banyak media yang menyajikan formalin-formalin yang kamu kira adalah vitamin. Memang menarik dan menggiurkan, namun berbahaya dan mematikan. Maka, kita haruslah pandai memproteksi diri dari formalin-formalin kehidupan tersebut.
Kita mendidik santri-santri yang akan mendidik para wali santri, keluarga, alumni, penguasa, pengusaha, akademisi, selebriti, UNESCO, sampai Dewan Keamanan PBB sekalipun. Inilah pesantren, inilah dunia pendidikan. Maka, ke Gontor apa yang kau cari?
*Disampaikan oleh K.H. Hasan Abdullah Sahal pada Pembukaan Tahun Ajaran Semester II Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Gontor Pusat, Selasa, 21 Januari 2014. 

(http://www.gontor.ac.id/catatan/pertinggilah-filsafat-hidupmu)

Senin, 14 April 2014

Jenis Karakter Manusia dalam Ilmu Psikologi

Banyak para ahli yang mendefinisikan kepribadian. Salah satu yang paling penting menurut Gordon W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman, reward, punishment, pendidikan dsb. Misalnya seorang pemalas setelah masuk AKPER menjadi rajin, maka kepribadiannya berubah. Perilaku SMA berubah menjadi perilaku mahasiswa AKPER
Dalam hal ini, saya akan mendeskripsikan tipe-tipe kepribadian manusia menurut pembagian ‘sanguin-melankolis-plegmatis-kolerik’ (gw ga terlalu mendalami psikologi, jd g tau yg ini ni disebut pembagian menurut apa, coz ada lagi yg dibagi menjadi SK-RK-SA-RA type).
Tipe Sanguin
Tipe Sanguin adalah tipe yang paling terbuka diantara semua tipe perangai. Bahkan tipe ini dapat disebut super terbuka. Orang Sanguin adalah orang yang suka berbicara mudah menyesuaikan diri ramah hangat dan penuh humor dan responsive. Tipe Sanguin tidak tahan melihat orang asing didepan mereka tanpa memberi tanggapan kepadanya. Orang Sanguin adalah orang yang suka bergaul dan spontan. Mereka jarang kwatir akan masa depan dan masa lalu, mereka menikmati lebih banyak kegembiraan dari hari-hari yang dilaluinya dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya. Orang Sanguin biasanya bukan pemikir berat , mereka menafsirkan kejadian –kejadian yang ada dengan cepat. Kadang-kadang mereka mendapat kesulitan karena jarang mengantisipasi dari pilihan itu atau tindakan mereka. Perasaan mereka mempunyai peranan yang sangat dominan didalam segala sesuatu, sehingga mereka cenderung membuat keputusan-keputusan yang bersifat emosional. Belajar dari pengalaman, keputusan-keputusan yang bersifat emosional hampir selalu merupakan keputusan-keputusan yang buruk.
Sanguin adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah untuk membuat orang tertawa, dan bisa memberi semangat pada orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia cenderung impulsive, yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya.
Tipe Kolerik
Tipe kolerik adalah juga tipe terbuka tetapi biasanya tingkat keterbukaannya lebih rendah daripada tipe Sanguin yang super terbuka. Orang Kolerik adalah juga orang yang aktif, semangat pekerja keras, ambisius, motivator bagi orang lain. Karena sifatnya yang berkemauan keras mandiri dan berpendidikan keras, orang kolerik cenderung keras kepala. Kompromi merupakan hal yang sangat sulit bagi mereka kecuali kompromi itu bermanfaat bagi tujuan yang mereka miliki. Mereka mempunyai tujuan untuk segala sesuatu dari kesehatan jasmani sampai tingkah laku anak. Mereka adalah tipe yang suka mengambil alih , yang suka memerintah orang-orang lain disekeliling mereka, tidak peduli apakah ornag itu menyukainya atau tidak. Orang Kolerik tidak pernah untuk mencoba untuk tidak menguasai suatu situasi dan mereka hidup penuh dengan pertentangan. Bagian dari sifat dasar mereka yang belum berkembang adalah emosi mereka. Mendapatkan persetujuan dari mereka hampir merupakan hal yang tidak mungkin. Mencapai tujuan mereka adalah ambisi bagi orang Kolerik, dan beberapa orang Kolerik mendapatkan reputasi mereka dengan memperalat orang lain.
Seseorang yang kolerik adalah seseorang yang dikatakan berorientasi pada pekerjaan dan tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.
Tipe Melankolik
Tipe yang paling berbakat dari semua tipe adalah tipe Melankolik sekalipun mereka tipe paling akhir yang menghargai bakat mereka sendiri. Tipe Melankolik mempunyai sifat dasar yang tertutup. Mereka sering mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dan bersifat estetis yang mendalam sehingga mereka lebih menghargai seni dibandingkan dengan perangai yang lainnya. Tipe Melankolik cenderung suka murung dan mudah putus. Orang Melankolik dilahirkan sebagai orang pefeksionis, sering meremehkan diri mereka sendiri untuk tidak tidak melakukan dengan lebih baik walaupun pada kenyataannya produktivitas mereka lebih daripada kebanyakan perangai lainnya. Mereka adalah orang yang mau mengorbankan diri sendiri, serius, dan takut akan kegagalan. Mereka mempunyai sifat dasar yang teliti, hidup dengan tantangan atau visi untuk menginvestasikan hidup mereka, tetapi jarang dapat menghasilkan sendiri.
Tipe melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna dan dia memang adalah seseorang yang mengerti estetika keindahan hidup ini. Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak seniman yang memang berdarah melankolik. Kelemahan orang melankolik, ia mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung.
Tipe Plegmatik
Tipe Plegmatik merupakan orang yang tertutup yang sangat diam, tidak menuntut kalem dan lambat. Mereka tidak pernah menjadi gelisah membuat malu diri mereka sendiri dengan meminta maaf untuk segala sesuatu yang telah mereka katakana. Mereka jarang mengeluarkan ide-ide atau perasaan jika mereka tidak yakin mereka tidak akan melukai atau menyakiti orang lain. Orang plegmatik merupakan orang yang sangat baik dengan sifat yang bahagia dan menyenangkan. Banyak yang dari mereka sangat lucu karena mereka mempunyai daya humor. Mereka dilahirkan dengan bakat diplomat dan pembawa damai, mereka dicintai oleh anak-anak. Orang-orang Plegmatik merupakan teman yang menyenangkan dan tidak menakutkan, dua dari kelemahan mereka yang utama adalah rasa takut dan egois, walaupun mereka menunjukkan sikap ini dengan sangat diplomatis sehingga bahkan beberapa teman baik mereka tidak mengenal mereka.
Tipe plegmatik adalah orang yang cenderung tenang, dari luar cenderung tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang. Naik turun emosinya itu tidak nampak dengan jelas. Orang ini memang cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia intorspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan orang plegmatik adalah ia cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, sehingga suka mengambil jalan pintas yang paling mudah dan gampang.
sumber:http://jokotingkir.wordpress.com

3 Komentar

Red
 
0
 
1
 
Rate This
apa ada test untuk mengetahui kita ada di posisi mana ?
 
0
 
0
 
Rate This
sebenarnya tes yang paling praktis yaitu mengenal diri sendiri, sehingga kita tahu dimana posisis kita. Tapi, ada juga orang-orang tertentu yang memang tak mengenal dirinya seperti apa dan mungkin butuh bantuan tes tertenntu. kunjungi website ini sebagai salah satu alternatif menegetahui kepribadian anda dan cocokkan diri anda ada di posisi mana. http://psychcentral.com/cgi-bin/personquiz.cgi. Tes ini cukup 2 menit saja dan banyak digunakan oleh hrd perusahaan besar dalam merekrut pegawai.
sedangkan untuk tes menentukan termasuk ke group manakah anda, sebenarnya ada, hanya saja tak praktis, butuh waktu juga. Tapi bila anda tertarik mencoba, inilah tes-nya:
Kelemahan
1.
A. Suka pamer, memperlihatkan apa yang gemerlap dan kuat, terlalu bersuara.
B. Suka memerintah, mendominasi, kadang-kadang mengesalkan antar hubungan orang dewasa.
C. Menghindari perhatian akibat rasa malu.
D. Memperlihatkan sedikit emosi/mimik.
2.
A. Kurang teraturannya mempengaruhi hampir semua bidang kehidupannya.
B. Merasa sulit mengenali masalah dan perasaan orang lain.
C. Sulit memaafkan dan melupakan sakit hati yang pernah dilakukan, biasa mendendam.
D. Cenderung tidak bergairah, sering merasa bahwa bagaimanapun sesuatu tidak akan berhasil.
3.
A. Suka menceritakan kembali suatu kisah tanpa menyadari bahwa cerita tersebut pernah diceritakan sebelumnya, selalu perlu sesuatu untuk dikatakan.
B. Berjuang, melawan untuk menerima cara lain yang tidak sesuai dengan cara yang diinginkan.
C. Sering memendam rasa tidak senang akibat merasa tersinggung oleh sesuatu.
D. Tidak bersedia ikut terlibat terutama bila rumit.
4.
A. Punya ingatan kurang kuat, biasanya berkaitan dengan kurang disiplin dan tidak mau repot-repot mencatat hal-hal yang tidak menyenangkan.
B. Langsung, blak-blakan, tidak sungkan mengatakan apa yang dipikirkan.
C. Bersikeras tentang persoalan sepele, minta perhatian besar pada persoalan yang tidak penting.
D. Sering merasa sangat khawatir, sedih, dan gelisah.
5.
A. Lebih banyak bicara daripada mendengarkan, bila sudah bicara sulit berhenti.
B. Sulit bertahan untuk menghadapi kekesalan.
C. Kurang percaya diri.
D. Sulit dalam membuat keputusan.
6.
A. Bisa bergairah sesaat dan sedih pada saat berikutnya. Bersedia membantu kemudian menghilang. Berjanji akan datang tapi kemudian lupa untuk muncul.
B. Merasa sulit memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka.
C. Tuntutannya akan kesempurnaan terlalu tinggi dan dapat membuat orang lain menjauhinya.
D. Tidak tertarik pada perkumpulan atau kelompok.
7.
A. Tidak punya cara yang konsisten untuk melakukan banyak hal.
B. Bersikeras memaksakan caranya sendiri.
C. Standar yang ditetapkan begitu tinggi sehingga orang lain sulit memuaskannya.
D. Lambat dalam bergerak dan sulit untuk ikut terlibat.
8.
A. Memperbolehkan orang lain, termasuk anak-anak untuk melakukan apa saja sesukanya untuk menghindari diri kita tidak disukai.
B. Punya harga diri tinggi dan menganggap diri selalu benar dan yang terbaik dalam pekerjaan.
C. Dalam mengharapkan yang terbaik, biasanya melihat sisi buruk sesuatu terlebih dahulu.
D. Memiliki kepribadian yang biasa saja dan tidak suka memperlihatkan banyak emosi.
9.
A. Memiliki perangai seperti anak-anak yang mengutarakan diri dengan ngambek dan berbuat berlebihan tetapi kemudian melupakannya seketika.
B. Mengobarkan perdebatan karena biasanya selalu benar dan terkadang tidak peduli bagaimana situasi saat itu.
C. Mudah merasa terasing dari orang lain dikarenakan rasa tidak aman atau takut jangan-jangan orang lain tidak merasa senang bersamanya.
D. Bukan orang yang suka menetapkan tujuan dan tidak berharap menjadi orang yang seperti itu.
10.
A. Memiliki perspektif yang sederhana dan kekanak-kanakan, kurang pengertian terhadap tingkat kehidupan yang lebih mendalam.
B. Penuh keyakinan, semangat, dan keberanian (sering dalam pengertian negatif).
C. Sikapnya jarang positif dan sering hanya melihat sisi buruk dari setiap situasi.
D. Mudah bergaul, tidak peduli, dan masa bodoh.
11.
A. Merasa senang mendapat penghargaan dari orang lain. Sebagai penghibur menyukai tepuk tangan, tawa, dan penerimaan penonton.
B. Menetapkan tujuan secara agresif serta harus terus produktif, merasa bersalah bila beristirahat, bukan terdorong oleh keinginan untuk sempurna melainkan imbalan.
C. Suka menarik diri dan memerlukan banyak waktu untuk sendirian atau mengasingkan diri.
D. Secara konsisten merasa terganggu atau resah.
12.
A. Suka berbicara dan sulit mendengarkan.
B. Kadang-kadang menyatakan diri dengan cara yang agak menyinggung perasaan dan kurang pertimbangan.
C. Terlalu introspektif dan mudah tersinggung kalau disalahpahami.
D. Lebih suka mundur dari situasi sulit.
13.
A. Kurang memiliki kemampuan dalam membuat kehidupan menjadi teratur.
B. Dengan paksa mengambil kontrol atas situasi atau orang lain, biasanya dengan mengatakan apa yang harus dilakukan.
C. Hampir sepanjang waktu merasa tertekan.
D. Mempunyai ciri khas selalu tidak tetap dan kurang keyakinan bahwa suatu hal akan berhasil.
14.
A. Tidak menentu, serba berlawanan dengan tindakan dan emosi yang tidak berdasarkan logika.
B. Tampaknya tidak bisa menerima sikap, pandangan, dan cara orang lain.
C. Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam, hidup di dalam diri sendiri.
D. Merasa bahwa kebanyakan hal tidak penting dalam suatu cara atau cara yang lain.
15.
A. Hidup dalam keadaan tidak teratur, tidak dapat menemukan banyak benda.
B. Mempengaruhi dengan cerdik dan penuh tipu untuk kepentingan sendiri; dengan suatu cara dapat memaksakan kehendak.
C. Tidak punya emosi yang tinggi, tetapi biasanya semangatnya merosot sekali, apalagi bila merasa tidak dihargai.
D. Bicara pelan kalau didesak, tidak mau repot-repot bicara dengan jelas.
16.
A. Perlu menjadi pusat perhatian, ingin dilihat.
B. Bertekad memaksakan kehendaknya, tidak mudah dibujuk, keras kepala.
C. Tidak mudah percaya, mempertanyakan motif di balik suatu perkataan.
D. Tidak sering bertindak atau berpikir cepat, sangat mengganggu.
17.
A. Tawa dan suaranya dapat didengar di atas suara lainnya di di dalam ruangan.
B. Tidak ragu-ragu mengatakan benar dan dapat memegang kendali.
C. Memerlukan banyak waktu pribadi dan cenderung menghindari orang lain.
D. Menilai pekerjaan dan kegiatan dengan ukuran berapa banyak tenaga yang dibutuhkan.
18.
A. Tidak punya kekuatan untuk berkonsentrasi atau menaruh perhatian pada sesuatu.
B. Punya kemarahan yang menuntut berdasarkan ketidaksabaran. Kemarahan yang dinyatakan saat orang lain tak bergerak cukup cepat atau tidak menyelesaikan apa yang diperintahkan.
C. Cenderung mencurigai atau tidak mempercayai gagasan orang lain.
D. Lambat untuk memulai, perlu dorongan yang kuat untuk termotivasi.
19.
A. Menyukai kegiatan baru terus-menerus karena tidak merasa senang melakukan hal yang sama sepanjang waktu.
B. Bisa bertindak tergesa-gesa tanpa memikirkan dengan tuntas terlebih dahulu, biasanya karena ketidaksabaran.
C. Secara sadar maupun tidak mendendam, menghukum orang yang melanggar, diam-diam menahan persahabatan/kasih sayang.
D. Tidak bersedia untuk ikut terlibat dalam suatu hal.
20.
A. Rentang perhatian kekanak-kanakan dan pendek, butuh banyak perubahan dan variasi supaya tak merasa bosan.
B. Cerdik, orang yang selalu bisa menemukan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
C. Selalu mengevaluasi dan membuat penilaian, sering memikirkan dan menyatakan reaksi negatif.
D. Sering mengendurkan pendiriannya, bahkan ketika merasa benar untuk menghindari terjadinya konflik.
Kekuatan
21.
A. Penuh kehidupan, sering menggunakan isyarat tangan, lengan, dan wajah secara hidup.
B. Orang yang mau melakukan sesuatu hal yang baru dan berani bertekad untuk menguasainya.
C. Suka menyelidiki bagian-bagian yang logis.
D. Mudah menyesuaikan diri dan senang dalam setiap situasi.
22.
A. Penuh kesenangan dan selera humor yang baik.
B. Meyakinkan seseorang dengan logika dan fakta, bukan dengan pesona atau kekuasaan.
C. Melakukan sesuatu sampai selesai sebelum memulai yang lain.
D. Tampak tidak terganggu dan tenang serta menghindari setiap bentuk kekacauan.
23.
A. Orang yang memandang bersama orang lain sebagai kesempatan untuk bersikap manis dan menghibur, bukannya sebagai tantangan atau kesempatan bisnis.
B. Orang yang yakin dengan caranya sendiri.
C. Bersedia mengorbankan dirinya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
D. Dengan mudah menerima pandangan atau keinginan orang lain tanpa perlu banyak mengungkapkan pendapat sendiri.
24.
A. Bisa merebut hati orang lain melalui pesona kepribadian.
B. Mengubah setiap situasi, kejadian atau permainan sebagai sebuah kontes dan selalu bermain untuk menang.
C. Menghargai keperluan dan perasaan orang lain.
D. Mempunyai perasaan emosional tapi jarang memperlihatkannya.
25.
A. Memperbaharui dan membantu membuat orang lain merasa senang.
B. Bisa bertindak cepat dan efektif dalam semua situasi.
C. Memperlakukan orang lain dengan segan sebagai penghormatan dan penghargaan.
D. Menahan diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme.
26.
A. Penuh gairah dalam kehidupan.
B. Orang mandiri yang bisa sepenuhnya mengandalkan kemampuan dan sumber dayanya sendiri.
C. Secara intensif memperhatikan orang lain maupun hal apapun yang terjadi di sekitar.
D. Orang yang mudah menerima keadaan atau situasi apa saja.
27.
A. Dapat mendorong atau memaksa orang lain mengikuti dan bergabung melalui pesona kepribadiannya.
B. Mengetahui segalanya akan beres bila kita yang memimpin.
C. Memilih mempersiapkan aturan yang terinci sebelumnya dalam menyelesaikan suatu proyek dan lebih menyukai keterlibatan dalam tahap-tahap perencanaan dan produk jadi, bukan dalam melaksanakan tugas.
D. Tidak terpengaruh oleh penundaan. Tetap tenang dan toleran.
28.
A. Memilih agar semua kehidupan adalah kegiatan yang impulsif, tidak dipikirkan terlebih dahulu dan tidak terhambat oleh rencana.
B. Yakin, tidak ragu-ragu.
C. Membuat dan menghayati hidup menurut rencana sehari-hari. Tidak menyukai bila rencananya terganggu.
D. Pendiam, tidak mudah terseret dalam percakapan.
29.
A. Orang yang periang dan dapat meyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa semuanya akan beres.
B. Bicara terang-terangan dan terkadang tidak menahan diri.
C. Orang yang mengatur segala-galanya secara sistematis dan metodis.
D. Bisa menerima apa saja, cepat melakukan sesuatu bahkan dengan cara orang lain.
30.
A. Punya rasa humor yang cemerlang dan bisa membuat cerita apa saja menjadi peristiwa yang menyenangkan.
B. Pribadi yang mendominasi dan mampu menyebabkan orang lain ragu-ragu untuk melawannya.
C. Secara konsisten dapat diandalkan, teguh, setia, dan mengabdi, bahkan terkadang tanpa alasan.
D. Orang yang menanggapi. Bukan orang yang punya inisiatif untuk memulai percakapan.
31.
A. Orang yang menyenangkan sebagai teman.
B. Bersedia mengambil resiko tanpa kenal takut.
C. Melakukan segala sesuatu secara berurutan dengan ingatan yang jernih akan segala hal yang terjadi.
D. Berurusan dengan orang lain secara penuh siasat, perasa, dan sabar.
32.
A. Secara konsisten memiliki semangat yang tinggi dan suka membagikan kebahagiaan kepada orang lain.
B. Percaya diri dan yakin akan kemampuan dan kesuksesannya sendiri.
C. Orang yang perhatiannya melibatkan sesuatu yang berhubungan dengan intelektual dan artistik.
D. Tetap memiliki keseimbangan secara emosional, menanggapi sebagaimana yang diharapkan orang lain.
33.
A. Mendorong orang lain untuk bekerja dan terlibat serta membuat seluruhnya menyenangkan.
B. Memenuhi diri sendiri, mandiri, penuh percaya diri dan nampak tidak begitu memerlukan bantuan.
C. Memvisualisasikan hal-hal dalam bentuk yang sempurna dan perlu memenuhi standar itu sendiri.
D. Tidak pernah mengatakan atau menyebabkan apapun yang tidak menyenangkan atau menimbulkan rasa keberatan.
34.
A. Terang-terangan menyatakan emosi terutama rasa sayang dan tidak ragu menyentuh ketika berbicara dengan orang lain.
B. Orang yang mempunyai kemampuan membuat penilaian yang cepat dan tuntas.
C. Intensif dan introspektif tanpa rasa senang pada percakapan dan pengajaran yang pulasan.
D. Memperlihatkan ‘kepandaian bicara yang mengigit’. Biasanya kalimat satu baris yang sifatnya sarkastik
35.
A. Menyukai pesta dan tidak bisa menunggu untuk bertemu setiap orang dalam ruangan, tidak pernah menganggap orang lain asing.
B. Terdorong oleh keperluan untuk produktif, pemimpin yang dituruti orang lain.
C. Punya apresiasi mendalam untuk musik, punya komitmen kepada musik sebagai bentuk seni, bukan hanya kesenangan pertunjukan.
D. Secara konsisten mencari peranan merukunkan pertikaian supaya bisa menghindari konflik.
36.
A. Terus-menerus berbicara, biasanya menceritakan kisah lucu yang dapat menghibur setiap orang di sekitarnya, merasa perlu mengisi kesunyian agar orang lain merasa senang.
B. Memegang teguh dengan keras kepala dan tidak mau melepaskan hingga tujuan tercapai.
C. Orang yang tanggap dan mengingat setiap kesempatan istimewa, cepat memberi isyarat yang baik.
D. Mudah menerima pemikiran dan cara orang lain tanpa perlu tidak menyetujuinya.
37.
A. Penuh kehidupan, kuat, dan penuh semangat.
B. Pemberi pengarahan karena pembawaan yang terdorong untuk memimpin dan sering merasa sulit mempercayai bahwa orang lain bisa melakukan pekerjaan dengan sama baiknya.
C. Setia pada seseorang, gagasan, dan pekerjaan, terkadang dapat melampaui alasan.
D. Selalu bersedia mendengarkan apa yang orang lain katakan.
38.
A. Tak ternilai harganya, dicintai, pusat perhatian.
B. Memegang kepemimpinan dan mengharapkan orang lain mengikuti.
C. Mengatur kehidupan, tugas, dan pemecahan masalah dengan membuat daftar.
D. Mudah puas dengan apa yang dimiliki, jarang iri hati.
39.
A. Orang yang suka menghidupkan pesta sebagai diinginkan orang sebagai tamu pesta.
B. Harus terus-menerus bekerja atau mencapai sesuatu, sering merasa sulit beristirahat.
C. Menempatkan standar tinggi pada dirinya maupun orang lain. Menginginkan segala-galanya pada urutan semestinya sepanjang waktu.
D. Mudah bergaul, bersifat terbuka, mudah diajak bicara.
40.
A. Kepribadian yang hidup, berlebihan, penuh tenaga.
B. Tidak kenal takut, berani, terus terang, tidak takut akan resiko.
C. Secara konsisten ingin membawa diri di dalam batas-batas apa yang dirasakan semestinya.
D. Kepribadian yang stabil dan berada di tengah-tengah.
Selanjutnya hitung sendiri option manakah yang mendapat porsi paling banyak.
Bila yang terbanyak adalah option A, maka kepribadian anda adalah SANGUINIS.
Bila yang terbanyak adalah option B, maka kepribadian anda adalah KOLERIS.
Bila yang terbanyak adalah option C, maka kepribadian anda adalah MELANKOLIS.
Bila yang terbanyak adalah option D, maka kepribadian anda adalah PLEGMATIS.
Sumber : http://arie5758.blogspot.com

Senin, 07 April 2014

Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI)


KMI merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program akademis bagi santri Gontor pada jenjang pendidikan menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Lembaga ini dipimpin oleh seorang Direktur KMI yaitu K.H. Masyhudi Subari, M.A, yang dibantu seorang wakil yaitu Dr. H. Nurhadi Ihsan, MIRKH.
Lembaga yang yang didirikan pada tanggal 19 Desember 1936 ini merupakan lembaga pendidikan guru Islam yang mengutamakan pembentukan kepribadian dan sikap mental serta penanaman ilmu pengetahuan Islam.
a.      Program Pendidikan
Terdapat dua macam program yang ditempuh siswa di KMI: program reguler dan program intensif.  Program Reguler diperuntukkan bagi siswa lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtida’iyah, dengan masa belajar 6 tahun. Sedangkan Program Intensif diikuti oleh siswa-siswa lulusan SMP atau MTs dan di atasnya, dengan masa belajar 4 tahun.
b.      Kurikulum
Prinsip penyusunan kurikulum pengajaran di KMI adalah keseimbangan yang proporsional antara pengetahuan agama dan umum, serta integrasi antara intra, ekstra dan co-kurikuler.
c.       Kegiatan KMI
KMI mempunyai banyak kegiatan, ada yang bersifat mingguan, tengah tahunan, tahunan serta kegiatan co-kurikuler sebagai penunjang utama. Diantaranya adalah: pertemuan evaluasi kemisan guru; penataran guru; pembekalan dan penyiapan guru untuk menguasai materi yang diajarkan (ta’hil al mudarrisin); pengawasan dan evaluasi program belajar-mengajar; bimbingan belajar malam; ulangan umum dan ujian-ujian semester; kajian kitab turats; ujian praktek mengajar; praktek manasik haji; pelatihan membuka kamus-kamus; penulisan karya ilmiah; diskusi umum; rihlahilmiahiqtishadiyah, dan lain-lain.
d.      Fasilitas
Di antara fasilitas penunjang keberhasilan proses pembelajaran di KMI adalah: perpustakaan santri dan perpustakaan referensi untuk guru, laboratorium Fisika, Biologi, Komputer, dan Bahasa, perkantoran, ruang belajar yang representative, dan berbagai alat peraga pengajaran.
e.      Persamaan Ijazah KMI
Ijazah Kulliyatu-l-Mu’allimin/Mu’allimat Al-Islamiyah (KMI) telah mendapat persamaan dari Departemen Pendidikan Nasional melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 105/O/2000. Selain itu,juga telah mendapat pengakuan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No. E.IV/PP.03.2/KEP/64/98 yang diperbaharui pada tahun 2009.
Namun, jauh hari sebelum memperoleh pengakuan dari Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama, Ijazah KMI telah diakui oleh berbagai lembaga pendidikan internasional, diantaranya:
1)      Unversitas Al-Azhar dan Perguruan Darul Ulum di Universitas Kairo Mesir.
2)      Universitas Islam Madinah dan Universitas Ummul Quro Mekah, Saudi Arabia.
3)      International Islamic University Islamabad dan University of The Punjab Lahore, Pakistan.
4)      Aligarh Muslim University, India.
5)      International Islamic University Kuala Lumpur, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan Universiti Malaya, Malaysia.

http://www.gontor.ac.id/lembaga/kulliyatu-l-muallimin-al-islamiyah-kmi

Interpretasi Makna “At-Thariqah Ahammu Mina-l-Maddah”

K.H. Syamsul Hadi Abdan, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi nampak hadir pada Pembagian Tugas Ujian Tulis Awal Tahun, Kamis (26/12) lalu.
K.H. Syamsul Hadi Abdan, K.H. Hasan Abdullah Sahal, dan K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi nampak hadir pada Pembagian Tugas Ujian Tulis Pertengahan Tahun, Kamis (26/12) lalu.

Bagi para penggelut dunia akademi Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), kalimat at-thariqah ahammu mina-l-maddah tentunya sudah tidak asing lagi. Namun tidak banyak yang mengetahui sejarah, kisi-kisi, hingga orientasi awal mengapa kalimat tersebut begitu ditekankan di pondok yang notabene dapat dikatakan sukses dalam membina puluhan ribu santri dari pelosok negeri ini.
Nampaknya, ini tak terlepas dari peran K.H. Imam Zarkasyi, salah satu Trimurti pendiri PMDG, yang begitu menekankan kalimat tersebut. Sejak kedatangannya dari Padang Panjang, beliau membawa pembaharuan dengan mendirikan Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), lembaga pendidikan yang mengusung metode pengajaran modern serta menyeimbangkan antara materi agama dan materi umum.
Dalam setiap perkumpulan, pengarahan, maupun halaqah-halaqah guru, K.H. Imam Zarkasyi selalu menekankan akan pentingnya makna kalimat tersebut. Metode lebih penting dari materi. Materi apapun yang disampaikan, jika menggunakan metode yang benar, maka akan dapat diterima para siswa dengan baik. Sebaliknya, materi yang telah dipersiapkan dengan matang, akan menjadi hampa, tanpa metode yang baik.
Namun, kalimat pegangan para guru KMI ini nampaknya masih kurang sempurna ketika itu. Jika hanya berhenti pada metode saja, masih kurang mengena, masih mengambang. Indikasinya, masih ada saja guru yang belum begitu paham makna hakikat dari metode. Ternyata, arti dari metode harus lebih diperjelas lagi. Bahkan, mungkin perlu disempurnakan.
Saat itu, K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan PMDG saat ini, merasa kurang sreg dengan kalimat tersebut, jika hanya berhenti pada metode. Setelah merenung dan melalui pemikiran yang mendalam, ditambah lagi ada suatu kejadian yang tak dapat disampaikan dalam tulisan ini, beliau menganggap bahwa metode memang berpengaruh, namun tidak mutlak. Yang berpengaruh adalah the man, manusianya, orangnya, al-mudarris nafsuhu (‘guru itu sendiri’).  Tak berhenti pada kata guru, ada sesuatu yang lebih penting dari itu, yakni jiwa seorang guru, the soul, atau ruh al-mudarris.
Hal ini disampaikan K.H. Hasan Abdullah Sahal pada acara Pengarahan dan Pembagian Tugas Ujian Tulis Pertengahan Tahun 1434-1435, Kamis (26/12/2013) pagi, di Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Di depan 700-an siswa kelas 6 dan 400 orang lebih guru KMI, beliau menegaskan, “Memang at-thariqah ahammu mina-l-maddah, namun al-mudarris (‘guru’) jauh lebih penting dari sekadar thariqah (‘metode’). Meskipun ada 11 orang Maradonna di lapangan, jika semuanya ayanen, maka tak akan ada seorang pun yang bisa memasukkan bola ke dalam gawangBukan sekadar guru, namun ruhu-l-mudarris (‘jiwa seorang guru’) itu yang sebenarnya lebih penting dari keduanya (metode dan guru).”
Akhirnya, lahirlah kata-kata dari beliau yang sangat terkenal di dunia pendidikan Gontor: at-thariqah ahammu mina-l-maddah, wa al-mudarris ahammu mina-t-thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi. Kata-kata inilah yang terus ditanamkan kepada segenap santri dan guru hingga saat ini, yang mendorong kemajuan sistem pendidikan dan pengajaran di PMDG. binhadjid
http://www.gontor.ac.id/berita/interpretasi-makna-at-toriqoh-ahammu-min-al-maddah

Kamis, 27 Maret 2014

Pemprov Sumsel Siapkan 30 Santri Calon Dokter


Rabu, 26 Maret 2014, 18:16 WIB  
 
Suasana kegiatan santri di salah satu pondok pesantren.
Suasana kegiatan santri di salah satu pondok pesantren.
 
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menyelenggarakan progam pendidikan santri jadi dokter atau santri yang berasal dari daerah ini kuliah gratis di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
“Tahun 2014/2015 pemerintah provinsi kembali memberi kuota untuk 30 siswa dari Madrasah Aliyah (MA) dan pondok pesantren (Ponpes) untuk mengikuti pendidikan santri menjadi dokter gratis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,” kata Widodo Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Rabu (26/3).
Menurut Widodo program pendidikan santri menjadi dokter kerjasama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sudah berjalan enam tahun. “Sudah ada diantara santri tersebut yang menjadi sarjana ilmu kesehatan masyarakat dan beberapa santri lainnya tengah menyelesaikan pendidikan kedokteran,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel menjelaskan, tahun ajaran 2014/2015 disiapkan kuota untuk 30 siswa Madrasah Aliyah atau santri untuk memilih program studi kedokteran, farmasi, kesehatan masyarakat dan keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
“Bagi santri yang ingin mengikutinya silahkan mendaftar langsung atau secara kolektif melalui sekolah ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan di Jalan Kapten A Rivai, Palembang. Pendaftaran sejak 17 – 20 April 2014 dan bagi mereka yang lolos administrasi dapat mengikuti test pada 26 April,” ujar Widodo.
Bagi santri yang telah menyelesaikan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah menurut Widodo, diwajibkan kembali daerah asal kabupaten dan kota tempat mereka berasal.
“Ini sesuai pesan Gubernur Sumsel Alex Noerdin, bagi yang telah selesai studinya harus kembali mengabdi ke Sumsel, mereka dapat mengabdi di pesantren tempat mereka berasal sambil menanti selesainya pembangunan rumah sakit pratama yang akan dibangun di setiap kecamatan,” katanya.
Pada penerimaan tahun lalu, peserta test atau seleksi program pendidikan santri menjadi dokter berjumlah 221 siswa yang berasal dari MA dan pondok pesantren se-Sumsel. Sementara yang mendaftar 242 siswa setelah dilakukan seleksi administrasi terpilih 221 siswa yang mengikuti test.

Guru Indonesia Raih Penghargaan Pembelajaran di Barcelona



Rabu, 26 Maret 2014, 17:47 WIB


Logo Microsoft

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saara Suaib Hanafi, guru SMP Islam Al Azhar 9 Bekasi meraih juara "Learn-a-thon Award" untuk tema pembelajaran aktif abad 21 pada ajang Microsoft Global Forum di Barcelona, Spanyol pada 11-14 Maret lalu.

"Learn-a-thon adalah aktivitas 24 jam di mana para guru dibagi dalam kelompok-kelompok dengan rekan dari berbagai belahan dunia merancang kegiatan pembelajaran yang menampilkan penggunaan teknologi inovatif untuk tiga tema Milennium Development Goals, yakni kemiskinan, keberlanjutan dan kesetaraan gender," kata Direktur Sektor Publik Microsoft Indonesia Kertapradana Subagus kepada pers di Jakarta, Rabu (26/3).

Saara bergabung bersama dengan lima guru lainnya dari Kanada, Slovakia, Perancis, Kenya dan Argentina dalam satu tim menyiapkan presentasi inovasi pembelajaran berbasis informasi teknologi dan komunikasi terkait tema kesetaraan gender.

Microsoft Global Education Forum merupakan ajang kompetisi pembelajaran berbasis teknologi yang setiap tahun diminati puluhan ribu guru dari seluruh dunia yang melakukan aplikasi online dan mengalami peningkatan peserta hingga 25 persen setiap tahunnya, kata Kertapradana.

"Tahun ini ada sekitar 300 guru Indonesia dari 23 ribu guru yang melakukan pendaftaran online untuk mengikuti ajang tersebut dan terseleksi tiga guru Indonesia dari 1.100 guru untuk mengikuti ajang di Barcelona dan satu diantaranya yaitu Saara Suaib menjadi juara," katanya.

Sementara itu, Saara Suaib Hanafi mengatakan menjadi juara dalam ajang bergengsi dunia Learn-a-thon merupakan kebanggaan luar biasa karena peserta dipacu untuk berinovasi menggabungkan antara teknik mengajar dan pemanfaatan perangkat ICT mengusung tema konsep pembelajaran abad 21.

"Tantangan lebih berat ketika kami harus bergabung dalam tim guru yang berasal dari lima negara lainnya, terutama masalah penguasaan bahasa Inggris menjadi kendala karena dalam tim kami ada guru dari Slovakia, Argentina, dan Perancis yang tidak menmguasai bahasa Inggris dengan fasih sementara kami hanya diberikan waktu 24 jam untuk menghasilkan karya tentang teknik pembelajaran inovatif yang harus dipresentasikan di hadapan juri," kata Saara.

Namun, kendala tersebut dapat diatasi karena pada dasarnya guru-guru dalam tim kami memiliki ide-ide inovatif dan kemampuan IT yang baik sehingga persoalan bahasa diatasi melalui software terjemahan bahasa yang disiapkan Microsoft sehingga dalam waktu ketat tim bisa menyajikan karya yang mengantarkan kami menjadi juara," tambahnya.

Saara mengatakan kemenangan yang diraih tidak sekadar berhenti pada hadiah yang diraih tetapi lebih penting adalah kesempatan untuk membuka jaringan dengan guru lain di seluruh dunia, membangun komunitas secara online untuk berbagi pengalaman inovasi pembelajaran yang sangat berharap untuk dibagikan kepada murid-murid dan guru-guru lain di sekolah.

Siswa SD Indonesia Juara Kontes Matematika di Rumania



Senin, 24 Maret 2014, 06:33 WIB


Anak sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua siswa Indonesia meraih medali emas dalam "The 17 th Edition of the Mathematics Contest 'The Clock Tower School" yang berlangsung di Ramnicu Valcea, Romania, 20-24 Maret 2014.

Stanve Avrilium Widjaya dari SD Saint John, Tanggerang Selatan, Banten dan Hendrikus Hansen Witarsa siswa SDS BPK Penabur 6, Jakarta Utara, mempersembahkan medali emas untuk tim Indonesia.

Kepala Bidang Pensosbud dan Pendidikan KBRI Bucharest, Gatot Amrih Djemirin, kepada Antara London, Senin menyebutkan Indonesia diwakili enam siswa di kelas VI dan dua siswa kelas V dalam ?The 17 th Edition of the Mathematics Contest The Clock Tower School? di kota Ramnicu Valcea, Rumania.

Dikatakannya kompetisi edisi ke 17 kontes Mathematics The Clock Tower School ini diikuti peserta dari Indonesia, Bulgaria, Moldova, Rusia, Serbia, Philipina dan Romania selaku tuan rumah.

Amrih Djemirin mengatakan lomba dibagi dalam dua kategori, pertama adalah lomba individual dimana siswa mengerjakan empat soal selama 2,5 jam. Keempat soal tersebut dikerjakan dalam bentuk uraian yang logis dan jelas serta sistematis.

Sedangkan kategori kedua adalah lomba blitz, dalam kategori ini siswa mengerjakan sebanyak delapan soal dan setiap dua soal dikerjakan dalam waktu 15 menit.
Dikatakannya pada kategori ini siswa harus bisa berpikir cepat dan memberi jawaban yang benar disertai penjelasannya.

Pada acara pengumuman dan sekaligus penutupan the 17th math contest Dubes RI di Bucharest, Diar Nurbiantoro dalam sambutan menyampaikan Indonesia sudah mengikuti kompetisi tahunan ini sebanyak empat kali dan pernah absen pada tahun 2013.

Dikatakannya keberhasilan siswa Sekolah Dasar tersebut membuktikan bahwa Indonesia memiliki cikal bakal putra putri terbaik bangsa dalam bidang matematika yang menorehkan nama baik Indonesia dan menjadi salah satu Duta Bangsa di Romania.

Dikatakannya makna keikutsertaan Indonesia dari kompetisi tersebut tidak hanya sebagai ajang kompetisi pengetahuan ilmu matematika bagi siswa tetapi juga sebagai simbol persahabatan dan kebersamaan ?people to people contact? antara Indonesia-Romania termasuk dengan negara lain.

Ditambahkan KBRI berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI akan mengundang Romania dalam kompetisi International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober atau November mendatang di Indonesia.

Dari delapan siswa SD tersebut, Indonesia berhasil menyabet dua Medali Emas, dua Perak dan empat Perunggu.

Pemenang pertama yang meraih medali emas diraih Stanve Avrilium Widjaya dari SD Saint John, Tanggerang Selatan, Banten.

Sementara Hendrikus Hansen Witarsa siswa. SDS BPK Penabur 6, Jakarta Utara, juga berhasil meraih medali emas.

Radian Krisno siswaSDK Penabur 11, Jakarta Barat meraih medali perak, sedangkan Tracy Charles , siswa SD Sutono 1 Medan meraih medali perak.

Sementara medali perunggu diraih oleh Muhammad Surya Siddiq , siswa SDI Al Azhar 17 Bintaro, Kota Tangerang, Banten.

Tanisya Putri Wirawan siswa SDN Tulang Ampang, Denpasar, Bali, Ayun Natanael Wibowo, siswa SD K Tritunggal, Semarang, Jawatengah, Muhammad Abdurrahman Basyah dari SDIT Nurul Fikri, Depok, demikian Gatot Amrih Djemirin.

Jumat, 21 Maret 2014

Catatan Ustadz Suharto: Wisata Peradaban ke Jepang (Bagian Akhir)

Sona Area, Taman Penanggulangan Bencana
Pada Selasa pagi, 29 Oktober 2013, kami berkunjung ke Sona Area, Taman Penanggulangan Bencana. Sebagai negara yang menjadi langganan bencana gempa serta tsunami, pemerintah Jepang, khususnya di Tokyo, terdorong untuk membuat Taman Penanggulangan Bencana. Lokasinya dipilih sangat strategis, karena mudah terjangkau oleh angkutan darat, laut, dan udara, disertai ruang rapat dengan fasilitas elektronik yang lengkap bagi para tenaga pemberi pertolongan, bahkan dilengkapi juga dengan rumah sakit, lapangan luas untuk pembuatan tenda darurat, landasan helikopter, dan lain-lain.
Faktanya, tempat ini bukan hanya digunakan saat terjadi bencana, tetapi menjadi wahana edukasi efektif bagi para pengunjung, terutama anak-anak yang harus diberi pengarahan bagaimana bertahan hidup dalam 72 jam bila terjadi bencana gempa besar. Pengunjung datang berbondong-bondong ke taman ini, yang sepertinya menjelma menjadi lokasi wisata populer baru, wisata penanggulangan bencana. Selain mendapat penjelasan, para pengunjung juga mendapat tantangan menjawab kuis sambil latihan menghadapi situasi gempa.
Ide cemerlangnya untuk memberikan langkah-langkah preventif, edukasi, dan sosialisasi, yang menguatkan daya tahan penduduk Tokyo bila sewaktu-waktu terjadi bencana, sangat patut diapresiasi. Mestinya, kita di Indonesia juga bisa mengambil pelajaran dari sini. Setiap tahun, di wilayah tertentu terjadi bencana banjir, ada juga bencana erupsi gunung merapi, akan sangat bagus kalau diadakan upaya-upaya edukasi dan sosialisasi penanggulangan bencana tersebut, agar korban tidak semakin banyak dan selalu siap menghadapi ancaman bencana alam.
SMA Tsubasa Tokyo
Menjelang sore, kami mengunjungi SMA Tsubasa Tokyo. Mendengar nama Tsubasa, yang tergambar di benar saya adalah kapten kesebelasan Jepang dalam kisah kartun mereka yang melegenda, kisah yang mampu menyihir jutaan anak-anak kecil Jepang bermimpi menjadi pemain sepakbola profesional. Tapi ternyata anggapan saya salah total. Tsubasa artinya sayap. Sekolah ini dinamakan Tsubasa karena pendirinya berharap anak didiknya akan mempunyai sayap untuk terbang mengapai cita-cita mereka.
Sekolah tingkat menengah ini dikenal sebagai SMA yang mengintegrasikan pelajaran umum dengan keahlian. Saat duduk di kelas 1, siswa-siswa mendapatkan pelajaran umum, namun ketika naik ke kelas 2 dan 3, mereka sudah diarahkan kepada keahlian khusus sesuai dengan bakat, minat, dan potensi anak didik. Dengan demikian, mereka sudah bisa mengetahui akan melanjutkan di universitas mana dengan fakultas dan jurusan apa nanti, sebagaimana mereka mempunyai gambaran jelas mengenai bidang pekerjaan apa yang akan mereka tekuni. Sedangkan di Indonesia terdapat SMA dan SMK. Yang pertama berorientasi ke pelajaran umum, anak-anaknya hanya dipersiapan ke perguruan tinggi dengan berbagai pilihan. Sedangkan SMK dikhususkan pada bidang tertentu yang mengarah ke dunia kerja. Namun belum ada sekolah berintegrasi seperti di Jepang ini.
SMP 7 Fukagawa, Etoku, Tokyo
Keesokan harinya, Rabu, 30 Oktober 2013, menjelang akhir muhibah kami ke Jepang, kami sempat berkunjung ke Fukagawa Seventh Junior High School. Selama kunjungan rombongan kami ke sekolah ini, kami mencatat bahwa pendidikan budi pekerti lewat penegakan aturan dan pembiasaan terasa sangat kuat. Anak-anak harus menyiapkan pelajaran sehari sebelum masuk sekolah, mereka harus datang tepat waktu, sudah duduk rapi di bangkunya sebelum guru datang, dan mereka harus memberi hormat kepada guru saat guru masuk kelas dan akan keluar.
Sekolah yang mengambil daun tocinaki sebagai simbol identitasnya ini bercita-cita agar anak didiknya kelak bisa seperti pohon tocinaki yang tumbuh tinggi menaungi lingkungannya. Maka, sekolah merumuskan tujuan pendidikannya: agar siswa bisa berpikir dengan baik, bisa berbaik hati dengan orang lain, sehat jasmani dan rohani, serta gembira dalam hidupnya. Realitanya memang banyak siswanya yang berprestasi, baik di bidang akademis maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Kami berkesempatan menyaksikan proses belajar mengajar untuk beberapa materi pelajaran: Sejarah, Bahasa Jepang, dan Matematika. Secara keseluruhan, kami dapat mencatat bahwa guru-gurunya sangat senior dan berpengalaman, cara mengajarnya interaktif dan memicu anak untuk berani berpikir kreatif serta solutif. Gurunya kaya improvisasi dalam metode mengajar seperti menyuruh anak berdiskusi dengan melingkar, memberi tugas, memutarkan video dokumenter, dan lain-lain. Selain manual, papan tulisnya juga dilengkapi dengan digital (LCD). Dengan demikian banyak data dan fakta secara visual bisa ditampilkan untuk memperkaya wawasan anak, di samping lebih menarik perhatian anak didik untuk menyimak pelajaran. Sedangkan sarana pendidikan, sebagaimana sekolah lainnya yang dibiayai pemerintah, cukup lengkap sesuai dengan standar pemerintah.
Daiya Seiki, Perusahaan Industri Otomotif
Menjelang sore, kami berkunjung ke sebuah perusahaan industri otomotif bernama Daiya Seiki di Tokyo. Pabrik ini tidak besar, hanya mempunyai 37 karyawan, yang diproduksi juga hanya sebuah komponen mesin mobil, namun benar-benar dikelola secara profesional, spesifik, detail, teliti, dan akurat. Mereka sangat bangga mampu melakukan hal yang tidak mampu dilakukan banyak orang. Keunggulan pabrik ini terletak pada keakurasian produk yang benar-benar bisa diandalkan, sangat teliti dalam hal-hal yang kecil, yang bahkan tidak bisa dilihat jelas dengan mata kepala, namun bisa terasa dengan diraba oleh tangan yang terlatih. Ketidakakuratan pekerjaan akan berpengaruh pada kelancaran kinerja dan keawetan mesin. Karena itu pabrik mobil Nissan menjadikan pabrik kecil ini sebagai mitra utama dan andalannya untuk memproduksi komponen khusus pada mesin mobil.
Kelebihan lain yang dimiliki perusahaaan ini adalah sistem manajemennya yang sangat humanistis. Para pekerja seperti keluarga besar, ada proses transformasi keahlian dari yang senior ke yang lebih muda. Tidak ada istilah pensiun. Ada pekerja yang sudah berusia 70 tahun dan tetap mampu bekerja dengan disiplin. Mereka membuat klub futsal. Kadang bertasmaya bersama. Dengan demikian, setiap pekerja mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab yang besar pada perusahaannya.
Setelah kunjungan ke objek terakhir kami yang sangat mengesankan di industri otomotif Daiya Seiki, kami meluncur menuju Kantor KBRI pada saat menjelang malam. Malam itu, kami berkemas karena pagi harinya dijadwalkan kembali ke Jakarta.
Kembali ke Jakarta
Kami tiba di Jakarta menjelang sore, Kamis, 31 Oktober 2013, dan langsung menginap di Hotel Pullman Jakarta. Kedatangan kami disambut oleh Bapak Wakil Duta Besar Jepang. Yang turut hadir dalam acara penyambutan kami adalah teman-teman dari PPIM, Dr. Ali Munhanif selaku Direktur Eksekutif PPIM, dan Bapak Prof. Dr. Qomaruddin Hidayat yang masih aktif menjabat sebagai Rektor UIN Jakarta.
Prof. Qomaruddin Hidayat menyatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan tenang, diam-diam, tanpa hiruk-pikuk, tetapi berhasil, efektif, dan produktif. Memang, Jepang adalah saudara tua kita, artinya kita bisa belajar banyak dari kemajuan Jepang. Sudah tepat kalau kita mau belajar peradaban, pergi ke Jepang, karena dari sisi peradaban, negara-negara Timur Tengah tidak jauh berbeda dengan kita di Indonesia (belum tertib). Jepang adalah bangsa Timur, sama dengan kita, nilai-nilai luhur peninggalan orang tua masih dilestarikan, justru di Indonesia sudah mulai kita lupakan. Banyak hal yang kita ceramahkan, tetapi belum mampu kita laksanakan.
Saat home stay, meskipun sebagian peserta kesulitan berkomunikasi dengan bahasa verbal, nyatanya semua menikmati, karena mereka (penduduk Jepang) berkomunikasi menggunakan bahasa hati, ketulusan, dan kejujuran. Hal itu sangat terasa. Karena itu, acara seperti ini semoga saja bisa diteruskan, sebagai sarana yang mengokohkan persaudaran antara Jepang dengan Indonesia.
Di akhir sambutannya, profesor berharap agar pengalaman singkat yang diperoleh para peserta delegasi bisa membuat perubahan dahsyat dalam kehidupan dan perjuangan, seperti nabi yang hanya ber-isra’ mi’raj dalam satu malam, tetapi pengaruhnya sangat luar biasa.
Bapak Ogawa, penasihat Kedubes Jepang dalam bidang politik juga menyatakan komitmennya bahwa acara ini akan dilanjutkan. Beliau menyambut kami sebagai bagian dari keluarga besar Jepang, bersama para alumni kunjungan ke Jepang lainnya dari program pertama hingga sekarang.
Pengalaman Mengesankan dan Inspiratif
Kunjungan selama 11 hari ke Jepang tidak bisa dikatakan singkat, namun untuk mampu memotret situasi dan kondisi sosial yang kompleks dengan masyarakat Jepang yang dinamis secara detail juga belum memadai. Meski demikian, sudah sangat banyak hal yang bisa saya rekam sebagai oleh-oleh yang bisa diolah dalam berbagai bentuk inovasi kreatif untuk lembaga pendidikan yang saya kelola, termasuk untuk perubahan yang lebih baik dalam mengatur dan mengelola kehidupan pribadi dan keluarga.
Saya semakin mantap dan yakin bahwa suatu bangsa yang besar sangat ditopang oleh hasil pendidikannya yang berkualitas, mapan, sistematis, terukur, terstruktur, dan terkultur. Saya juga semakin mantap bahwa pendidikan yang unggul harus menitikberatkan pada pembangunan karakter kepribadian melalui keteladanan, lingkungan yang kondusif, pembiasaan, serta berbagai macam kegiatan yang positif. Sebagaimana saya semakin yakin pula bahwa aktor utama untuk keberhasilan sebuah pendidikan terletak pada sosok guru. Guru yang kredibel, berdedikasi tinggi, mempunyai standar moralitas unggul, keteladanan nyata, dan berkarakter akan mampu melakukan self development dan self support. Yaitu, guru yang mencintai profesinya sekaligus anak didiknya, serta guru yang mengajar dengan cinta, kasih sayang dan tanggung jawab.
Namun saya juga berkesimpulan bahwa kerja keras lembaga pendidikan untuk mencetak generasi unggul tidak akan berhasil tanpa dukungan orang tua, keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui penciptaan lingkungan yang baik, undang-undang yang berpihak, rumah tangga yang harmonis, orang tua yang pendidik, dan pemerintah yang memfasilitasi. Karena bangunan tidak akan berdiri kokoh bila yang satu membangun, sementara yang lain menghancurkan. Meski demikian, bagaimanapun juga sekolah adalah miniatur masyarakat, apa yang kita biasakan di sekolah pada masa pendidikan akan menjadi budaya yang dikembangkan anak didik kita di kemudian hari.
Seperti yang kami terapkan dalam sistem pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor, bahwa pendidikan lebih penting daripada pengajaran. Artinya, dalam proses pendidikan, kita lebih mengutamakan pembentukan pola pikir yang kreatif, kritis, analisis, dan observatif dari pada menjejali otak anak didik dengan pengetahuan kognitif. Kita lebih mengutamakan pembentukan mental skill daripada job skill, pembentukan karakter daripada pemberian pengetahuan yang padat. Karena itu, pelajaran yang memperkuat metodologi berpikir harus matang, karena akan menjadi acuan kerangka teoritis bagi anak didik dalam mengembangkan intelektualitasnya di kemudian hari. Kemandirian harus menjadi acuan dasar dalam membentuk kepribadian anak didik kita.
Kemajuan bangsa Jepang juga tidak bisa dipisahkan dari pengaruh ajaran agama, terutama nilai-nilai moral yang sudah berhasil terbentuk dalam sikap dan budaya hidup sehari-hari. Budaya tertib, antri, bersih, tepat waktu, disiplin, tidak mengganggu oang lain, etos kerja tinggi, menghormati orang lain, berbakti pada orang tua, menyayangi makhluk lain termasuk binatang, menjaga harga diri, menunaikan tanggung jawab, kejujuran, dan lain-lain. Kalau di Indonesia, hal itu masih menjadi wacana, slogan, syiar, dan baru berada pada tataran normatif. Maka, sudah saatnya diperjuangkan agar bisa aplikatif.
Tidak benar kalau agama dikatakan menjadi faktor penghambat kemajuan, justru manusia sangat membutuhkan agama sebagai pedoman, jalan hidup, dan ketenangan jiwa di tengah belantara kehidupan meterialistis yang serba hedonis dan permisif ini. Saya berpendapat bahwa Islam yang mulai tersebar di Jepang akan bisa menjawab tantangan kebutuhan manusia modern Jepang secara menyeluruh. Namun, memang tantangan internal masih sangat besar, terutama mengubah citra menjadi lebih baik, memahami bahasa dan budaya mereka, karena dakwah yang efektif adalah bila kita mengunakan bahasa mereka sendiri.
Jepang juga maju karena tetap memegang teguh budaya serta pesan-pesan moral luhur dari nenek moyang mereka. Kita boleh merespon dan mengadopsi kemajuan dari dunia luar, tetapi jangan sampai melupakan dari mana asal muasal kita. Kearifan lokal yang bersumber dari budaya dan tradisi juga bisa menjadi modal kemajuan.
Selama 11 hari berkunjung ke Jepang dengan dua hari di Jakarta yang penuh kenangan, sangat impresif dan inspiratif. Saya terus merenungkan, langkah apa berikutnya yang harus saya ambil sebagai follow up kunjungan ini. Sangat banyak yang bisa diterapkan tetapi membutuhkan strategi yang tepat, momentum yang pas dan sosialisasi yang mengena. Bismillah. Semoga ini menjadi starting point bagi saya untuk menuju perubahan yang lebih baik, insya Allah.

(http://www.gontor.ac.id/catatan/catatan-ustadz-suharto-wisata-peradaban-ke-jepang-bagian-akhir)

Catatan Ustadz Suharto: Wisata Peradaban ke Jepang (Bagian V)

Hotel Monterey Kobe
Dari Masjid Kobe, kami diinapkan di sebuah hotel baru, Hotel Monterey Kobe, namun didesain klasik model Spanyol, mulai dari arsitek, taman, hingga kamar, semuanya bernuansa Spanyol. Selepas Maghrib kami berjalan-jalan menikmati keindahan malam Kota Kobe. Jalanan dan pertokoan sangat ramai dikunjungi orang, maklum hari itu adalah malam Sabtu, waktunya masyarakat Kobe untuk bersantai setelah bekerja keras 5 hari di kantor. Guide membawa kami ke sebuah mal bawah tanah. Teman-teman bisa berbelanja oleh-oleh sekaligus mendapat banyak pilihan restoran untuk makan malam. Selesai makan malam, kami kembali ke Hotel Monterey untuk segera beristirahat, karena paginya sudah harus berangkat ke Hiroshima dengan Shinkansen.
Home Stay di Hiroshima
Setelah makan pagi di restoran hotel, kami bersiap-siap ke stasiun Kobe naik Shinkansen ke Hiroshima. Perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Setiba di Hiroshima, kami menuju Royal Hotel untuk bertemu dengan keluarga home stay. Pukul 13.30 kami semua sudah berkumpul di lobi hotel. Beberapa saat kemudian, datang seorang bapak mencari anggota delegasi yang akan diajak ke rumahnya. Demikian satu demi satu mereka berdatangan dan kami berpisah menuju lokasi rumah yang berbeda-beda di wilayah Hiroshima.
Saya sendiri dijemput seorang ibu, berusia sekitar 64 tahun, mempunyai dua orang anak dan dua orang cucu yang semuanya tinggal di Tokyo. Beliau adalah Ibu Midari, tinggal di sebuah kota pelabuhan kecil bernama Kure dengan suaminya, Tuan Ishamo. Saya diajak ke rumah beliau yang berlokasi di perbukitan tinggi. Suhu udara di daerah perbukitan ini lebih dingin dibanding Kobe atau Kota Hiroshima.
Saya diberi sebuah kamar di lantai bawah yang cukup luas, sepertinya juga berfungsi untuk menerima tamu lesehan. Rumahnya tidak luas, namun bersih, dan penataannya cukup artistik. Ada jendela kaca transparan menghadap halaman dan sisi lainnya disekat kayu. Tersedia pula meja kayu persegi di atas lantai serta beberapa almari dinding untuk menyimpan peralatan tidur. Baru saja kami memasuki rumah, sudah ada seorang ibu lainnya yang datang sambil membawa makanan. Tampaknya, ia adalah tetangga Ibu Midari yang sudah mendapat kabar akan adanya tamu Indonesia yang ikut program home stay. Kami berkenalan dan beliau menyatakan kegembiraannya. Ternyata profil pondok yang lengkap dengan foto kegiatannya, termasuk foto keluarga yang saya bawa bisa menjadi sarana efektif untuk berkomunikasi.
Pada hari Ahad, 27 Oktober 2013, Tuan Ishamo bersama Ibu Midari sudah menyiapkan acara istimewa untuk saya. Beliau mengajak saya naik mobil keluarga melintasi pulau-pulau kecil, menembus jembatan yang menghubungkan antarpulau di wilayah Hiroshima selatan. Setiap kali melewati panorama yang indah, kami turun beberapa saat untuk berfoto dan menikmati indahnya panorama. Kebun-kebun buah yang sedang berbuah ranum kami lewati, tebing-tebing terjal di sisi pantai kami lalui. Banyak para biker menikmati keindahan panorama alam dengan bersepeda balap. Resort dan hotel-hotel di tepian pantai juga bertebaran.
Setelah melewati dua pulau kacil, kami tiba di sebuah kota pelabuhan dengan mercusuar mininya. Konon, pelabuhan ini sangat ramai dan banyak pelaut yang menginap beberapa hari di perumahan-perumahan penduduk di pulau ini, tapi saat ini sudah sepi dan tinggal para nelayan lokal yang mempunyai kapal-kapal ikan di pelabuhan.
Kemudian kami mengunjungi lokasi wisata di sebuah pantai berpasir putih yang hari itu masih sepi. Biasanya ramai dikunjungi di hari-hari libur dan akhirnya kami memilih sebuah restoran kecil menghadap ke laut untuk makan siang. Lalu kami menyempatkan diri masuk ke museum kapal selam. Menurut informasi yang dapat, di masa Perang Dunia I dan II, Kota Kure menjadi pelabuhan militer Jepang yang sangat penting dan strategis.
Berpose dengan keluarga program home stay
Berpose dengan keluarga program home stay
Pada Senin pagi, 28 Oktober 2013, kami berangkat ke Hisroshima untuk bertemu dengan teman-teman yang lain di Taman Perdamaian Hiroshima. Sepanjang perjalanan menuju Taman Perdamaian, saya sangat menikmati keindahan alamnya. Selain indah, juga tertata rapi dan bersih. Rute yang kami lalui kebetulan di pinggir pantai. Beberapa kali bus yang kami tumpangi memasuki terowongan yang memang cukup banyak di Jepang. Memasuki Kota Hiroshima, kami melintasi jembatan panjang di atas Selat Hiroshima. Tampak sekali pabrik-pabrik besar di pinggiran pantai Hiroshima, seolah tidak ada bekas yang menunjukkan kota ini pernah diluluhlantakkan bom atom.
Pada jam 9 pagi, kami sudah sampai di Taman Perdamaian Hiroshima, lokasi bekas dijatuhkannya bom atom pada 6 Agustus 1945 lalu. Teman-teman juga mulai berdatangan, sehingga tepat pukul 09.30 kami sudah lengkap berkumpul kembali. Setelah berfoto bersama dengan keluarga home stay, kami berpamitan dan mengucapkan banyak terima kasih atas segala kemudahan dan bantuan yang diberikan kepada kami selama program home stay.
Kami menelusuri Taman Perdamaian dari ujung barat, menyaksikan gedung bekas reruntuhan serangan bom yang masih diabadikan, menelusuri pinggiran sungai yang dahulu berisi puluhan ribu jasad manusia yang tidak bernyawa, hingga akhirnya ke museum. Di museum, kami melihat gambar-gambar yang menyedihkan, keadaan Hiroshima sebelum dan sesudah pengeboman, efek kerusakan dan korban yang ditimbulkan, serta film singkat bagaimana proses letusan bom atom.
Di akhir kunjungan, kami sempat bertemu dengan salah seorang ibu yang menjadi saksi mata letusan bom atom, umurnya sudah lebih dari 80 tahun. Konon, dia sudah melakukan operasi plastik sebanyak 15 kali untuk menyembuhkan luka-luka akibat radiasi bom. Beliau bercerita dengan nada suara penuh kesedihan dan ratapan, seolah-oleh mengajak kami ikut merasakan saat-saat bom meletus.
“Saat itu 6 Agustus 1945, udara cerah dan matahari terasa panas menyengat. Tidak ada bunyi sirine yang kami dengar, yang berarti kami dalam situasi aman dari serangan udara. Anak-anak sekolah sedang dimobilisir ke pabrik-pabrik. Hiroshima dijadikan sebagai pabrik industri senjata bagi Jepang. Tiba-tiba ada ledakan dahsyat. Bola api berbentuk cendawan membubung ke langit, suhu udara mencapai 3000 derajat, semua yang dilalui terbakar habis, angin sangat kencang, sehingga bola mata manusia akan terlepas. Bangunan kayu pun kalau tidak terbakar pasti habis disapu angin. Banyak orang menceburkan diri ke sungai karena kepanasan, padahal sungai sudah terkena radiasi, dalam waktu singkat, 60 ribu nyawa melayang dan setiap hari terus bertambah hingga mencapai 140 ribu jiwa. Hujan turun beberapa hari kemudian, tetapi airnya hitam dan mengandung racun. Sumur-sumur penduduk tercemari radiasi yang selama puluhan tahun kemudian mengakibatkan berbagai macam penyakit yang tidak bisa disembuhkan.” Demikian sepotong kisah ibu yang manjadi saksi kekejaman bom atom di Hiroshima.Jepang Bagian V (4)
Setelah kunjungan ke Hiroshima, kami makan siang dan menuju stasiun kereta super ekspres Shinkansen menuju Tokyo kembali. Kali ini perjalanan kami cukup jauh, bahkan yang terjauh dibanding ketika kami naik Shinkansen ke Kyoto pertama kali. Lebih dari empat jam kami butuhkan untuk kembali ke Tokyo dari Hiroshima, padahal kecepatan kereta antara 270–300 km/jam. Kami berharap bisa menyaksikan Gunung Fujiyama di sebelah kiri dari kereta Shinkansen, tapi tampaknya kami kurang beruntung, selain cuaca yang mendung, waktunya juga sudah menjelang malam saat kami menjelang Tokyo.
Kemudian, diantar bus, kami menuju Tokyo Prince Hotel, seperti saat kami baru datang ke Jepang. Kali ini kami akan menginap lebih lama di hotel ini karena sisa waktu yang masih tiga hari akan kami habiskan di Tokyo, dua hari untuk kunjungan dan hari ketiga untuk keberangkatan menuju tanah air tercinta.

Catatan Ustadz Suharto: Wisata Peradaban ke Jepang (Bagian IV)


Bersama Bapak Yamada
Bersama Bapak Yamada
Bapak Yamada, Petani Inspirator dan Motivator Jempolan
Selesai jamuan makan siang yang sangat mengesankan, kami melanjutkan perjalanan untuk meninjau teknologi pertanian di Kyoto. Seorang petani sukses berusia sekitar 45 tahun, Bapak Yamada, memiliki kreativitas tinggi dan keuletan dalam usaha. Apa yang sudah dicapai beliau berikut kiat-kiatnya benar-benar merupakan inspirasi bagi kami semua, bukan hanya untuk mengembangkan pertanian, tetapi juga untuk memajukan pesantren.
Yamada muda adalah anak seorang petani daun bawang. Sebagaimana petani daun bawang lainnya yang menggarap lahan tidak terlalu luas, penghasilan orang tuanya bisa dikatakan minim, hanya 6 juta yen setahun, itupun dikerjakan bertiga. Karena itulah, pada awalnya Yamada tidak tertarik sama sekali untuk melanjutkan usaha pertanian orang tuanya. Dia bekerja di sebuah perusahaan pakaian dengan penghasilan yang pas-pasan. Akhirnya Yamada muda terpanggil untuk mengembangkan pertanian orang tuanya, tetapi dia tidak mau hanya bertani secara konvensional. Baginya, bertani harus disertai impian, obsesi, dan target yang lebih baik, lebih intensif dan produktif.
Yamada melihat pertanian tidak banyak diminati para pemuda, penghasilannya sangat minim, modelnya masih konvensional dan tradisional. Para petani memang mempunyai usaha sampingan, tetapi seringkali tidak berkaitan dengan pengembangan pertanian mereka. Hari libur untuk para petani dalam setahun hanya 20 hari, sementara para pegawai bisa memiliki masa berlibur 100 hari, itu pun penghasilan para petani tidak bisa melampaui para pegawai. Banyak petani yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pabrik (konsumen), sementara para pedagang tengkulak yang menjualkan hasil pertanian ke konsumen mempunyai penghasilan jauh lebih besar dari petani itu sendiri. Itulah hal-hal yang menggelitik Yamada untuk membuat terobosan dalam bidang pertanian.
Untuk merevolusi pertanian keluarganya, langkah-langkah yang ditempuh Yamada adalah mencanangkan target penghasilan yang biasanya hanya 6–7 juta yen menjadi 100 juta yen. Sebabnya, di Jepang, seorang laki-laki yang bisa dikatakan mandiri dan mampu menghidupi keluarganya harus mempunyai penghasilan lebih dari 100 juta yen. Langkah berikutnya adalah berkonsentrasi menekuni satu jenis pertanian saja, yaitu bawang daun (koiju), karena hal itu akan mempermudah pengelolaan di samping mempermurah pembiayaan. Setiap hari bisa menghasilkan dan akhirnya bisa membuat kontrak kerja dengan para pembeli. Karena itu, Yamada mencoba mengatasi permasalahan produksi, bagaimana bisa melakukan produksi setiap hari, bukan musiman, karena kebutuhan dan permintaan juga harian. Kalau tidak sanggup menyediakan stok harian, tidak akan ada kontrak kerja.
Pada tahun pertama, hasil usahanya mencapai peningkatan, meskipun masih belum mencapai target, dari 6 juta yen menjadi 16 juta yen. Penghasilan tersebut dibagi, sebagian untuk konsumsi dan sebagian untuk pengembangan produksi. Pandangan masyarakat Jepang bahwa sayuran Kyoto lebih berkualitas dibanding wilayah lain sangat menguntungkan pertanian Yamada. Untuk itu, dia membangun citra sebagai penghasil bawang daun berkualitas khas Kyoto. Yamada menyadari bahwa untuk mencapai pengahasilan 100 juta yen, dia harus melipatgandakan produksi menjadi 10 kali lipat, dan hal itu tentunya tidak mudah, sementara lahan yang dimilikinya sangat terbatas. Langkah berikutnya adalah mempelajari sistem lelang hasil pertanian selama 3 bulan untuk mengetahui seluk-beluk dan alur perdagangan hasil pertanian dari tangan petani hingga pabrik atau konsumen langsung. Banyak orang yang tidak senang dengan langkah ini karena berpotensi merugikan mereka yang sudah mendominasi perlelangan ini, tetapi Yamada dengan gigih terus belajar langsung ke lapangan.
Tidak hanya berhenti di situ, Yamada juga belajar bagaimana daun bawang yang biasanya dijual utuh akan dipotong dengan rapi dan dikemas dengan indah, selanjutnya dikirim ke restoran-restoran yang membutuhkannya secara langsung. Ternyata hal ini mendapat respon sangat baik dari pihak restoran mie China yang banyak menyedot produksi daun bawang, karena mereka baru menemukan petani yang langsung menjual sayurannya dengan kemasan yang baik serta kualitas yang juga baik. Kontrak pun dibuat. Untuk memenuhi permintaan, dibutuhkan suntikan modal besar, membeli alat-alat pemotong yang baik, alat kemasan dan lain sebagainya. Sebenarnya, setiap usaha progresif yang dilakukan Yamada selalu ditentang orang tuanya, tetapi Yamada bergeming dan mengambil pelajaran dari peristiwa ini, “Kalau saya tidak bisa menyelesaikan permasalahan dengan orang tua saya, bagaimana saya bisa memajukan perusahaan ini?” kenang Yamada.
Karena permintaan semakin banyak, Yamada menggalang para petani lain untuk usaha ini. Pelatihan dan penyuluhan kerap dia lakukan. Asosiasi petani daun bawang dia bentuk, dan akhirnya banyak yang mendukung dan sama-sama berkembang. Yamada juga membuat brosur-brosur untuk memperluas jangkauan penjualan daun bawangnya. Pernah suatu ketika ada isu bahwa mie yang diimpor dari China mengandung racun. Hal ini berdampak cukup signifikan bagi restoran-restoran mie dan otomatis bagi daun bawang para petani. Tetapi hikmahnya cukup besar, yaitu kesadaran dan kebutuhan akan hasil pertanian yang baik, berkualitas, dan menyehatkan. Tahun demi tahun usaha Yamada dengan teman-temannya terus berkembang dan meningkat. Lahan pertanian semakin meluas, pabrik pengolahan semakin representatif, usaha juga dikembangkan dengan peternakan ayam petelor yang berkualitas untuk membuat kue, kotoran ayamnya untuk rabuk bawang daun, karena sayuran yang diminati adalah yang bebas dari pestisida. Demikianlah, hasil dari kreativitas, mengerjakan hal-hal yang tidak biasa dilakukan orang lain, pandangan ke depan yang visioner, kejujuran, keuletan, dan kerja keras tak kenal lelah telah menghantarkan Yamada menjadi petani sukses. Kalau dahulu penghasilannya hanya 6 juta yen, saat ini sudah mencapai 724 juta yen.
Saya sangat apresiatif akan kerja keras Yamada, tetapi saya tidak hanya melihat dari sisi pertaniannya semata, karena kiat dan rumusan yang dijalankan Yamada sejatinya bukan hanya untuk pertanian, tetapi berlaku universal, untuk pengembangan usaha apa saja, termasuk memajukan pesantren di Indonesia. Yamada bukan hanya sosok petani modern Jepang yang sukses, tetapi seorang motivator dan inspirator ulung. Kita bisa memajukan pesantren dengan jalan: mempunyai obsesi yang tinggi, target yang jelas, mempelajari segala hal yang dibutuhkan untuk menopang kemajuan, menjadikan hambatan sebagai tantangan untuk ditaklukkan, terus belajar, melakukan yang orang lain tidak melakukannya, suka berbagi dan membuat komunitas kebersamaan, ulet, jujur, tekun, pandai melihat peluang, komunikasi dan sosialisasi yang efektif dengan semua pihak, ditambah dengan kekuatan doa kepada Allah, insya Allah pesantren kita akan lebih maju lagi.
Ustadz Suharto memperlihatkan buku profil Gontor kepada Kepala Sekolah Toda-iji.
Ustadz Suharto memperlihatkan buku profil Gontor kepada Kepala Sekolah Toda-iji.
SMP-SMU Toda-iji
Setelah berkunjung ke pabrik daun bawang yang dikelola oleh Bapak Yamada, kami melanjutkan perjalanan dari Kyoto ke Nara. Kali ini kami menginap di Hotel Nikko Nara yang lokasinya satu komplek dengan sebuah stasiun kereta cepat. Nara adalah sebuah kota kuno yang sangat relijius di Jepang. Pada abad ke-17, Nara pernah menjadi ibukota Jepang sebelum dipindah ke Kyoto dan akhirnya ke Tokyo. Di kota ini ada sebuah kuil Budha yang sangat terkenal, namanya Kuil Todaiji, mempunyai bangunan kayu terbesar di dunia yang sudah masuk sebagai cagar budaya UNESCO, dengan taman luas yang dipenuhi ratusan ekor rusa jinak. Di bangunan utamanya terdapat patung Budha terbesar di Jepang setinggi 11 m. Setiap hari, kuil ini ramai dikunjungi oleh ribuan peziarah yang diharuskan membeli tiket untuk donasi operasional dan kegiatan sosial kuil berkisar antara 350 sampai dengan 500 yen.
Di tempat ini, kami mengunjungi sebuah sekolahan tingkat menengah (SMP dan SMU) yang dikelola oleh Kuil Toda-iji, kemudian berkunjung langsung ke kuil untuk bertemu salah seorang pendeta (biksu) senior di Jepang, Bapak Marimoto, yang juga bisa berbahasa Arab karena pernah belajar di Universitas Kairo Mesir selama satu setengah tahun. Visi dan misi sekolah ini adalah memberikan kemampuan akademis dasar untuk mampu melanjutkan ke perguruan tinggi, membentuk jiwa mandiri dan kebebasan kepada siswa, serta membangun jiwa humanisme yang kaya hati dan mempunyai kepedulian kepada orang lain, alam, hingga binatang.
Ketika kami mengadakan peninjauan, seperti di SD Takanawadai, kami menemukan suasana belajar yang bergairah. Anak-anak memang bebas berpakaian namun sopan (tanpa seragam). Guru sangat interaktif, komunikatif, dan menguasai masalah. Sarana dan fasilitas lengkap. Perpustakaan, laboratorium Mafikib, bahasa, komputer, sarana olah raga, gedung pertemuan, dan teater, semuanya memadai. Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler sangat maju. Anak-anak di SMP dan SMA Todaiji ini menjadi langganan juara berbagai lomba atletik, olahraga, bela diri Judo, dan olimpiade sains di tingkat regional maupun nasional. Saya mencatat pengajaran dan pengembangan sains menjadi andalan, penekanannya bukan pada menghapal tetapi pada pola pikir yang observatif, analisis, kreatif dan kritis. Lebih dari semua itu pendidikan karakter masih sangat kuat mewarnai program pendidikan dan pengajaran di sekolah ini.
Jepang Bagian IV (6)Kuil Toda-iji dan Pendeta Marimoto
Ketika berkunjung ke Kuil Toda-iji, Pendeta Marimoto menjelaskan bahwa ketika kuil dibangun oleh Kaisar Sumo di abad ke-8, Jepang masih merupakan negara muda, sehingga UU-nya diadopsi dari Cina. Hukum memang bisa mengontrol perilaku masyarakat, tetapi tidak bisa mengontrol hati manusia. Saat itu merupakan masa yang sulit bagi rakyat Jepang, banyak kemiskinan dan penyakit menular. Karena itu, Kaisar memerintahkan membangun kuil-kuil di setiap kabupaten. Setiap kuil membutuhkan 20 orang biksu dan biksuni (wanita). Kalau di Jepang ada 60 kabupaten, maka dibutuhkan 1.020 orang biksu dan biksuni, hal inilah yang mendorong didirikannya kuil Toda-iji sebagai tempat pembinaan dan pendidikan calon biksu dan biksuni. Pendeta Marimoto juga menambahkan bahwa dahulu ketika Jepang terseret dalam perang saudara, banyak kuil yang dibakar, termauk Kuil Toda-iji ini, namun kemudian direnovasi kembali.
Kunjungan ini berlanjut dengan dialog cukup lama di ruang khusus. Dalam kesempatan itu saya menyampaikan bahwa umat Islam Indonesia mempunyai harapan besar agar umat Islam Rohingya bisa hidup secara harmonis tanpa intimidasi dan permusuhan. Beliau juga menyesalkan hal itu dan menyatakan bahwa perang dan dendam bukanlah ajaran Budha. Beliau bertanya tentang Arab spring yang mengakibatkan gejolak perang dan kehancuran saat ini. Saya katakan, itu tidak ada sangkut pautnya dengan agama (Islam), melainkan hanya persoalan politik, karena rakyat sudah bosan hidup di bawah penindasan para tiran. Beliau pun setuju. Sebuah kunjungan dengan dialog yang sangat mengesankan. Setiap agama pastilah mempunyai ajaran-ajaran luhur yang universal, saling mengenal dan memahami akan bisa menggerus konflik dan perselisihan, bahkan bisa menguatkan jalinan kerjasama untuk kemajuan bangsa.
Osaka Castle
Pada hari berikutnya kami melanjutkan perjalanan ke Osaka dan Kobe. Kami berkesempatan mengunjungi Istana Osaka yang terletak di Distrik Chuo-ku. Istana Osaka berada di ujung paling sebelah utara daerah Uemachi, menempati lokasi tanah yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah sekelilingnya. Istana Osaka merupakan bangunan peninggalan budaya yang dilindungi oleh pemerintah Jepang. Menara utama Istana Osaka yang menjulang tinggi merupakan simbol Kota Osaka.
Jepang Bagian IVIstana Osaka dimanfaatkan sebagai istana sekaligus benteng sejak zaman Azuchi Momoyama hingga zaman Edo. Istana Osaka yang ada sekarang terdiri dari menara utama yang dilindungi oleh dua lapis tembok tinggi yang dikelilingi oleh dua lapis parit, parit bagian dalam (uchibori) dan parit bagian luar (sotobori). Air yang digunakan untuk mengaliri parit istana diambil dari Sungai Yodo, mengalir di sebelah utara Istana Osaka. Di sudut sebelah barat daya Ninomaru, terdapat Pintu Gerbang Otemon (Gerbang Besar) yang merupakan pintu masuk utama ke seluruh kompleks istana. Menara pengawas yang ada di atas Pintu Gerbang Otemon disebut Tamon Yagura. Di sebelah utara Tamon Yagura terdapat menara pengawas bertingkat dua Sengan Yagura dengan gaya arsitektur zaman Tokugawa.
Walaupun berstatus bangunan lama, Istana Osaka memiliki sistem konstruksi yang kuat serta artistik, menunjukkan peradaban tinggi yang sudah lama dimiliki orang-orang Jepang. Bangunan-bangunan utamanya terdiri dari kayu-kayu besar terbaik yang ada di seluruh profektur (propinsi) Jepang sebagai persembahan dan bukti loyalitas rakyat terhadap Kaisar. Demikian pula batu-batu yang dipasang pada dinding benteng, mempunyai bobot ratusan ton. Untuk zaman sekarang, mungkin banyak alat berat bisa mengangkat batu-batu itu, tetapi bagaimana jika itu ratusan tahun lalu? Teknik apa yang mereka pakai? Semua itu hanya menyisakan kekaguman kami atas etos kerja luar biasa yang dimiliki bangsa Jepang. Menjelang pukul 11.00 waktu Osaka, kami bergegas kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke Konjen RI di Osaka guna melaksanakan shalat Jum’at.
Jepang Bagian IV (7)Menjadi Khatib Dadakan
Tiba di kantor Konjen, kami disambut Bapak Bambang, Konjen RI di Osaka. Beliau bercerita, sebelum 1995, kantor Konjen RI berada di Kobe, namun karena hancur terkena gempa, akhirnya dipindah ke Osaka, kebetulan di Osaka juga banyak WNI yang tinggal, baik sebagai pekerja maupun pelajar.
Saat ibadah shalat Jum’at sudah tiba, ruang tamu disulap menjadi mushalla. TGH Abdul Karim yang kami juluki sebagai mufti, karena menjadi rujukan dalam berfatwa, menunjuk saya sebagai khatib dan beliau sendiri yang menjadi imam. Menurut beliau, hal ini sudah ditawarkan kepada teman-teman yang lebih senior, namun semua menolak. Khutbah saya singkat saja, mengaitkan hijrah dengan perjalanan kami sebagai starting poin menuju perubahan yang lebih baik.
Masjid Kobe, Masjid Tertua di Jepang
Dari kantor Konjen RI, kami menuju Kobe untuk shalat Maghrib di Masjid Kobe, masjid tertua dan pertama di Jepang yang dibangun pada tahun 1928 di kawasan paling terkenal di Kobe, Nakayamate Dori, Chuo-ku. Masjid ini berdiri sangat kokoh dan anggun di antara bangunan-bangunan berarsitektur Eropa lainnya. Hal ini bisa dilihat dari kubah besar dan dua buah menara kembar di sampingnya.
Masjid Kobe
Masjid Kobe
Menurut catatan sejarah, pendirian masjid ini tidak terlepas dari kedatangan para pedagang Muslim yang berasal dari wilayah India dan Timur Tengah ke kota Kobe seabad yang lalu. Jumlah para pedagang Muslim yang tinggal di Kobe pada awal tahun 1900-an masih terbilang sedikit. Mereka biasa melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan di rumah-rumah atau aula hotel. Pada tahun 1920-an, jumlah komunitas muslim di Kobe kian tahun kian meningkat. Akhirnya, mereka segera memutuskan untuk membangun Masjid Kobe.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa perancang Masjid Kobe adalah seorang arsitek asal Ceko bernama Jan Josef Svagr. Arsitek inilah yang telah merancang banyak bangunan bergaya Barat di Jepang. Svagr merancang masjid ini dengan gaya Turki tradisional. Masjid Kobe ini pernah menjadi korban keganasan Perang Dunia II. Akibat dari serangan itu, Kota Kobe bisa dibilang rata dengan tanah. Sebagian besar bangunan luluh-lantak. Tapi, keajaiban terjadi. Masjid Kobe tetap berdiri tegak, subhanallah. Masjid ini hanya mengalami keretakan pada dinding luar dan semua kaca jendelanya pecah. Bagian luar masjid menjadi agak hitam karena asap serangan bom.
Pemerintah Arab Saudi dan Kuwait menyumbang dana renovasi dalam jumlah yang besar. Kaca-kaca jendela yang pecah diganti dengan kaca-kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman. Sebuah lampu hias baru yang indah digantungkan di tengah ruang shalat utama sehingga membuat megah masjid ini. Sistem pengatur suhu ruangan dipasang untuk membuat nyaman para jamaah masjid. Umat Islam kembali menikmati kegiatan-kegiatan keagamaan mereka di Masjid Kobe. Donasinya bahkan bisa membuat Masjid Kobe menjadi semakin berkembang pesat. Pada tahun 1992, Masjid Kobe memiliki fasilitas untuk pusat kegiatan Islam berupa bangunan kelas, ruang resepsi, perpustakaan, kantor, dan bangunan apartemen.Jepang Bagian IV (9)
Ketahanan Masjid Kobe pernah diuji kembali pada 17 Januari 1995. Kali ini dengan gempa berkekuatan 7,2 skala Richter, yang dinamakan gempa Hanshin-Awaji. Walaupun kota Kobe saat itu hancur berantakan, tetapi Masjid Kobe tetap berdiri kokoh di antara puing-puing bangunan di sekitarnya. Pemandangan luar biasa ini membuat Masjid Kobe menjadi sorotan penting dalam pemberitaan di media massa. Tidak heran jika masjid ini menjadi tempat penyelamatan bagi para korban gempa dan sekali lagi menjadi tempat pengungsian warga Kobe.

(http://www.gontor.ac.id/catatan/catatan-ustadz-suharto-wisata-peradaban-ke-jepang-bagian-iv)