Kamis, 27 Februari 2014

Pelatihan Guru Untuk Kurikulum 2013 Digelar Saat Liburan Sekolah

 Selasa, 25 Februari 2014, 16:08 WIB

Buku kurikulum 2013

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Pelatihan bagi guru-guru SD, SMP, SMA/SMK tentang kurikulum 2013 tidak akan mengganggu waktu belajar siswa karena akan dilaksanakan pada saat liburan sekolah yakni akhir Juni hingga pertengahan Juli 2014.

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY K. Baskara Aji pada wartawan, di Kepatihan Yogyakarta, Selasa (25/2).

Menurut dia pelatihan guru terkait kurikulum 2013 diserahkan sepenuhnya kepada daerah ''Setelah kami melakukan musyawarah dengan kabupaten/kota dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) akhirnya disepakat pelatihan guru di DIY agar tidak mengganggu waktu belajar sekolah maka dilaksanakan pada liburan sekolah,''ujarnya.

Pelatihan guru ini rencananya akan ada tiga angkatan yakni dua angkatan didanai dari APBN dan satu angkatan didanai dari APBD. Anggaran dari APBD ini untuk ekolah yang memiliki kelas tetapi belum terdapat di Pusat.

Menurut dia besarnya anggaran untuk pelatihan tersebut bukan pada angkanya, melainkan lebih pada kesiapan daerah. ''Misalnya untuk Sleman siap melatih 1500 guru, sedangkan yang belum tergarap ada 600 guru dan 600 guru tersebut yang anggarannya dari APBN,''jelas dia.

Jumlah guru yang akan mengikuti pelatihan guru ini ada sekitar 7 ribu untuk guru SD dan sekitar 10 ribu untuk guru SMP/SMA/SMK. Aji mengaku tidak khawatir pelatihan guru tersebut terlambat.

''Saya optimistis pelatihan ini tepat waktu karena lokasi pelatihan di kabupaten/kota dan tempatnya di sekolah. Kami sudah menyiapkan instruktur nasional,''kata dia.

(http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/25/n1jo1y-pelatihan-guru-untuk-kurikulum-2013-digelar-saat-liburan-sekolah)

Rabu, 26 Februari 2014

Mewaspadai Ungkapan Racun: "Ulama Jangan Berpolitik!"



Ulama jangan berpolitik dan jangan dekati politik!

Ulama rabbany itu jauh dari masalah-masalah politik.

Benarkah ini?

Berkaca kepada sejarah ternyata setiap pemimpin besar yang adil dan besar selalu didampingi ulama rabbani, bahkan mereka sendiri adalah ulama.

Empat orang Khulafaurrasyidin adalah para ulama yang dilingkari oleh ratusan bahkan ribuan ulama shahabat.

Umar bin Abdul Aziz didampingi oleh seorang perdana mentri yang bernama Raja' bin Haiwah. Wama adraka ma Raja' bin Haiwah? (Dan siapakah Raja' bin Haiwah? seorang tokoh besar tabi'in -ed). Di samping itu puluhan ulama tabi'in yang selalu menyertai dan membantu beliau menjalankan amanah. Terus, siapa yang meragukan keulamaan dan ketinggian ilmu beliau (Umar bin Abdul Azizi) sendiri?

Harun ar Rasyid didampingi oleh dua orang murid Abu Hanifah; Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan Asy Syaibany. Juga seorang alim besar yang bernama Al Kisa-i.

Sultan Shalahuddin al Ayyuby selalu disertai oleh ulama yang sangat hebat dan shaleh; qadhi Fadhil.

Sultan Muhammad al Fatih didampingi selalu oleh seorang guru rabbany yang bernama Syamsuddin Aqa.

Begitu sejarah mencatat! Ini baru segelintir.

Perlu dikoreksi kembali, barangkali penyebab bobroknya kondisi perpolitikan sekarang justru karena ulama menjauh dari ring politik. Tidak mau tahu terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintah. Atau tidak mau ambil resiko, semua cari selamat. Lebih parahnya, pemimpin itu didampingi para ulama suu'.

Saya kira ungkapan: politik haram, ulama jangan berpolitik, politik tidak ada hubungannya dengan agama, agama jangan dibawa-bawa ke arena politik adalah ungkapan politis para ahli syahwat dan ahli dunia yang tidak mau terganggu kebebasannya. Ungkapan orang yang tidak ingin diatur oleh agama, yang ingin bebas sesuai seleranya.

Untuk menyambut kebangkitan Islam di masa yang akan datang persepsi ini perlu diperbarui. Dikembalikan kepada porsi semestinya. Hadits tentang larangan ulama mendekati tangga sultan perlu dipahami dengan benar dan proposional.

Sultan yang baik didampingi oleh ulama rabbany yang baik. Ulama jahat (suu') mendampingi pemimpin yang zalim.


*by Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo


(http://www.pkspiyungan.org/2014/02/mewaspadai-ungkapan-racun-ulama-jangan.html)






Rabu, 05 Februari 2014

Kurikulum 2013 Refleksikan SIT

Kurikulum 2013

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metode pembelajaran yang diterapkan sekolah Islam terpadu (SIT) dinilai sesuai dengan Kurikulum 2013. Wakil Menteri Pendidikan dan Ke budayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, selain menilai aspek akademik, SIT juga menekankan pentingnya aspek sikap para siswa.

"Kurikulum 2013 merefleksikan apa yang sudah dilakukan sekolah Islam terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)," ujar Mu sliar Kasim saat membuka seminar pendidikan bertema "Peningkatan Mutu SIT dan Sinkronisasi Kurikulum 2013 untuk Mewujudkan Generasi Emas 2045" pada acara Milad ke-10 JSIT di Jakarta, Sabtu (1/2).

Wamendikbud berharap, melalui sekolah Islam yang tergabung dalam JSIT, penerapan Kurikulum 2013 bisa lebih menggaung. Musliar menegaskan, perubahan model kurikulum harus didukung pemahaman yang baik oleh seluruh guru. `'Pada 2013 sudah dilakukan pelatihan terhadap 6.213 sekolah. Guru tidak membayar sama sekali dan buku panduan Kurikulum 2013 pun disediakan,'' ungkap mantan rektor Universitas Andalas, Padang, itu.

Kurikulum 2013, papar Musliar, berupaya untuk menghasilkan generasi yang produktif, kreatif, afektif. "Generasi ini harus memiliki tiga kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ini tidak bisa terwujud tanpa penataan kurikulum,'' tuturnya.

Ia menilai kurikulum lama hanya sampai pada memberi pengetahuan, belum sampai membekali para siswa de - ngan keterampilan dan sikap. Menurut dia, pada kurikulum lama hanya ada dua mata pelajaran yang bisa membantu membangun sikap, yakni PKN dan pendidikan agama. Dalam Kuri kulum 2013, kata Musliar, semua mata pelajaran harus bisa membangun sikap para siswa. Pada kurikulum lama, kata dia, selama 12 tahun para siswa belajar meng gambar. `'Tapi, tak ada yang ber - hasil menjadi seniman hebat dan berpenghasilan dari melukis kecuali setelah belajar di universitas, ikut dalam sanggar, atau keluarganya pelukis. Bahkan, pelajaran olahraga pun bisa digunakan untuk membangun sikap anak-anak,'' cetusnya.

Perubahan mendasar dalam Kuikulum 2013, kata dia, ada pada konsep, buku, proses pembelajaram, dan peni- laian. Dulu, tutur Musliar, tidak ada definisi kompetensi lulusan SD. Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran untuk siswa SD yang awalnya berjumlah 12 diringkas menjadi menjadi enam mata pelajaran saja. `'Dua belas mata pelajaran membuat anak fobia belajar. Tidak ada masa bermain selain Ahad,'' ungkap Musliar yang langsung disambut tepuk tangan ratusan peserta Milad JSIT dari seluruh Indonesia.

Standar mutu JSIT Ketua JSIT Indonesia Sukro Muhab menyatakan, SIT yang tergabung dalam JSIT terbuka dengan semua model kurikulum. Menurutnya, JSIT memiliki standar mutu yang selalu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran. Menurut dia, kekhasan sekolah Islam terletak pada pelibatan nilai Islam dalam semua aktivitas di sekolah. `'Nilai Islam jadi bingkai, mulai dari pembelajaran hingga standar kompetensi lulusan,'' ungkap Sukro Muhab di sela- sela Milad ke-10 JSIT.

Sukro mengungkapkan, sebelum pene rapan Kurikulum 2013 yang menekankan keseimbangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sekolah-sekolah Islam terpadu sudah lebih dulu men- erapkan itu. `'Sehingga, guru-guru sekolah Islam juga sudah tidak kaget dengan mekanisme pembelajaran, peni- laian, dan laporan hasil belajar (rapor) yang memuat deskripsi perkembangan belajar para siswa.''

Standar mutu SIT, kata dia, juga sinkron dengan Kurikulum 2013. Sebab, siswa dibimbing untuk membangun sikap positif. Di sekolah Islam, guru membangun sikap anak-anak dengan nilai Islam yang dijabarkan dalam semua pembelajaran, termasuk penguatan akidah. ``Jadi, guru apa pun, sejatinya mereka adalah guru agama,'' kata Sukro. (ed:heri ruslan)
(http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/02/n0cvz1-kurikulum-2013-refleksikan-sit)

Senin, 03 Februari 2014

Update info Dapodikdas; Update Data Semester 2 Dasar

Dasar
1. Info dari Bp. Tagor Alamsyah Harahap bahwa data yang akan dipakai untuk dasar pencetakan SK Tunjangan adalah data dapodikdas semester 2.
2. Info dari web http://infopendataan.dikdas.kemdikbud.go.id batas akhir pengiriman data adalah petengahan bulan februari.
Berdasarkan dua hal tersebut diatas maka dapat dipastikan bahwa sekolah yang sampai dengan pertengahan bulan februari belum mengirimkan dapodikdas dengan benar dan valid, maka dapat dipastikan akan bermasalah dalam proses pencetakan SK Tunjangan PTK. Untuk memastikan data yang dikirim sudah benar dan valid, bisa kita cermati beberapa hal;
1). Pastikan data semester 1 telah selesai dikerjakan (validitas data menjadi tanggung jawab sekolah) dan telah sinkron ke server (kami targetkan minggu ini selesai).
2). Setelah selesai mengupdate semester 1, segera mulai update data semester 2 (kami targetkan pertengahan bulan januari selesai).
3). Ada jeda waktu sekitar 1 bulan (pertengahan bulan januari s.d. pertengahan bulan februari) kita manfaatkan untuk cek SK Tunjangan dan perbaikan data.
4). Setelah pertengahan bulan februari data dapodikdas semester 1 maupun semester 2 masih bisa disinkron ke server, akan tetapi sudah tidak dipakai untuk dasar cetak SK Tunjangan PTK Triwulan 1.
5). Khusus Tunjangan Fungsional Non PNS, jumlah kuota nasional telah ditentukan sehingga sekolah yang cepat mengirim data dengan benar maka sekolah tersebut yang lebih dulu mendapatkan SK. Jika kuota nasional telah terpenuhi maka sekolah yang belum mengirim data dipastikan tidak kebagian.
6). Untuk data semester 1 dipastikan :
- validasi Invalid sudah 0 (nol);
- PTK dan Siswa mutasi sudah masuk ke tabel Utama, untuk jenjang SMP siswa baru kelas 7 telah masuk ke tabel Utama;
- biodata PTK sudah valid;
- Rombongan Belajar telah valid, termasuk didalamnya tabel Anggota Rombel dan tabel Pembelajaran. (http://suprikajen.blogspot.com/)